Sukses

2 Janji Menteri Baru SBY

Fokus kebijakan diambil terutama mengatasi permasalahan di tengah kondisi cuaca di Tanah Air yang sedang tidak stabil.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi menunjuk Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Gita Wirjawan yang mengundurkan diri sejak 31 Januari lalu.

Menurut Lutfi, meski terbilang cukup singkat menduduki jabatan tersebut, namun setidaknya terdapat 2 permasalahan yang akan menjadi fokus kerjanya yang relatif pendek sebagai anggota Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Yang pertama, ungkap Lutfi, kementerian yang dipimpinnya ini akan langsung memerangi inflasi dan stabilitas harga. Terutama di saat kondisi cuaca di Tanah Air yang sedang tidak stabil.

"Terutama dengan hambatan transportasi dan distribusi yang terganggu oleh cuaca dan alam. Untuk itu kita mesti jamin bahwa sistem distribusi ini membaik agar terjadi stabilitas harga," ujar Muhammad Lutfi di Kantor Presiden, Jalan Merdeka Utara, Rabu (12/2/2014).

Sementara itu, permasalahan kedua yang menjadi fokusnya, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku akan menggenjot produk ekspor dalam negeri.

"Jadi produk-produk mineral itu memang sekarang ini ada Undang-undang yang baru, tentunya saya ingin belajar dulu, mendengarkan dulu dari tim Departemen Perdagangan, untuk bisa kita melihat, mencerna, baru menentukan apa yang bisa dilaksanakan dalam 1 atau 2 hari mendatang," katanya.

Namun demikian, fungsi terpenting yang harus dilakukan Kemendag dalam sisa waktu yang singkat ini adalah meningkatkan koordinasi baik internal maupun dengan instansi lain yang bersangkutan dengan stabilitas harga.

"Dalam sisa waktu terakhir ini bagaimana menjadi akselator, menjadi trouble shooter, dan meningkatkan koordinasi bukan hanya ada di kemendag kan, ini ada di mana-mana isunya, ini yang menjadi acuan saya pertama kali setelah resmi dilantik nanti," pungkas Lutfi. (Ein/Sss)

Baca juga:

Empat Pesan SBY untuk Mendag Baru Muhammad Lutfi
Mengapa SBY Pilih Muhammad Lutfi jadi Mendag Baru?
2 Nama Usulan Pengganti Gita Wirjawan di Kabinet