Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengakui, belum ada nama pahlawan nasional Serda Usman dan Kopral Harun masuk dalam buku sejarah pelajaran sekolah. Oleh karena itu, guru dapat menerangkan tentang sosok Usman Harun jika diperlukan kepada siswanya.
"Kalaupun tidak ditulis dalam buku, tapi guru tetap harus memberikan dari sumber pelajaran yang lain, tentu guru-guru akan menyampaikan, siapa Usman Harun itu," kata Muhammad Nuh di kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (13/2/2014).
Nuh menambahkan, informasi yang diberikan guru kepada muridnya seharusnya tak terbatas hanya dari buku saja. Sumber pelajaran bisa dari berbagai sumber lainnya.
"Kita tidak boleh terbatas hanya pada nama-nama pahlawan di buku. Karena sumber pengetahuan ada di mana saja, bisa di google, jadi guru tetap boleh mengajarkan sejarah kepada murid, walaupun tidak ada di dalam buku namun bisa diajarkan dari sumber mana saja," jelas Nuh.
Nama Usman dan Harun mencuat setelah Singapura protes terhadap pemerintah Indonesia. Mereka keberatan dengan penamaan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Usman Harun. Mereka menilai, penamaan tersebut bisa melukai warga yang menjadi korban bom di MacDonald House yang dilakukan Usman dan Harun.
Usman dan Harun merupakan anggota Korps Komando Operasi (KKO - sekarang Marinir) yang dieksekusi gantung oleh Singapura pada 17 Oktober 1968 di Penjara Changi, Singapura. Mereka dituduh sebagai pengebom MacDonald House yang menyebabkan 3 orang tewas dan 33 lainnya terluka. (Mvi/Sss)
Baca juga:
Cerita di Balik Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Panglima TNI: Saya Tidak Terima Usman-Harun Disebut Teroris
Wakasal: Meski Diprotes, Nama KRI Usman Harun Sudah Final
Protes Nama KRI Usman-Harun, Singapura Dinilai Buta Sejarah
"Kalaupun tidak ditulis dalam buku, tapi guru tetap harus memberikan dari sumber pelajaran yang lain, tentu guru-guru akan menyampaikan, siapa Usman Harun itu," kata Muhammad Nuh di kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (13/2/2014).
Nuh menambahkan, informasi yang diberikan guru kepada muridnya seharusnya tak terbatas hanya dari buku saja. Sumber pelajaran bisa dari berbagai sumber lainnya.
"Kita tidak boleh terbatas hanya pada nama-nama pahlawan di buku. Karena sumber pengetahuan ada di mana saja, bisa di google, jadi guru tetap boleh mengajarkan sejarah kepada murid, walaupun tidak ada di dalam buku namun bisa diajarkan dari sumber mana saja," jelas Nuh.
Nama Usman dan Harun mencuat setelah Singapura protes terhadap pemerintah Indonesia. Mereka keberatan dengan penamaan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Usman Harun. Mereka menilai, penamaan tersebut bisa melukai warga yang menjadi korban bom di MacDonald House yang dilakukan Usman dan Harun.
Usman dan Harun merupakan anggota Korps Komando Operasi (KKO - sekarang Marinir) yang dieksekusi gantung oleh Singapura pada 17 Oktober 1968 di Penjara Changi, Singapura. Mereka dituduh sebagai pengebom MacDonald House yang menyebabkan 3 orang tewas dan 33 lainnya terluka. (Mvi/Sss)
Baca juga:
Cerita di Balik Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Panglima TNI: Saya Tidak Terima Usman-Harun Disebut Teroris
Wakasal: Meski Diprotes, Nama KRI Usman Harun Sudah Final
Protes Nama KRI Usman-Harun, Singapura Dinilai Buta Sejarah