Menteri Pemuda dan Olah raga (Menpora) Roy Suryo bertekad merukunkan 2 kubu Keraton Solo yang berseteru. Politisi Demokrat itu mengaku diberi perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyatukan kerabat Keraton Solo yang telah lama berseberangan.
"Mediasi ini akan meneruskan apa yang pernah dilakukan, Ketua DPR Marzuki Alie, Menteri PU Djoko Kirmanto, Mendagri Gamawan Fauzi, Pak Jero Wacik saat masih menjadi Menteri Pariwisata, Gubernur Jawa Tengah, dan Walikota Solo, dalam menyelesaikan konflik Keraton Surakarta," kata dia usai melakukan pertemuan dengan sejumlah kerabat keraton di Rumah Dinas Walikota Solo, Sabtu (15/02/ 2014).
Menurut dia, rekonsiliasi yang digagasnya bermula dari pemulangan kembali mobil Mercedes Benz milik mendiang Raja Pakoe Buwono X yang ada di Belanda. Mobil jenis Phaeton Benz 1894 itu merupakan mobil pertama yang ada di Indonesia.
"Berawal dari itulah terjalin komunikasi dengan keraton, akhirnya saya ditugaskan untuk mengupayakan rekonsiliasi sekaligus, " ujar dia.
Sebagai informasi konflik Keraton Kasunanan Surakarta melibatkan 2 pihak, yakni kubu Dewan Adat Keraton dibawah pimpinan GRAy Koes Moertiyah (Gusti Mung) dengan kubu dwi tunggal yang dikomandoi Raja Paku Buwono XIII Hangabehi dan KGPH PA Tedjowulan. Terakhir, Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo memediatori 2 kubu itu, namun penyelesaian konflik tidak menuai hasil baik. Konflik keraton Solo itu tetap berlanjut.
Menindaklanjuti rekonsiliasi tersebut, Roy mengaku sudah melakukan komunikasi kedua kubu. "Langkah pertama untuk menyelesaikan konflik ini adalah melakukan dialog kedua belah pihak. Saya mengajak Raja PB XIII, Lembaga Dewan Adat dan sentana untuk berdamai dan menjaga keutuhan keraton Solo, " jelas Roy.
Menurut rencana, hasil dari komunikasi ini akan segera dilaporkan kepada SBY. Rencananya, Roy dan perwakilan dari keraton akan menghadap SBY pada 22 Februari mendatang. "Kami akan membuat beberapa kesepakatan yang selama ini telah dikomunikasikan sebelumnya, " tutur dia.
Roy mengakui jika kesepakatan ini tidak bisa memuaskan semua pihak. Ia menyebutkan bahwa semua kesepakatan pun pasti akan menimbulkan pro kontra dan tidak sempurna. "Masing-masing pihak harus mengalah. Kalau tidak mau ya, akan kami tinggal, " ungkap Roy. (Eks)
Baca juga:
Prahara Keraton Surakarta
"Mediasi ini akan meneruskan apa yang pernah dilakukan, Ketua DPR Marzuki Alie, Menteri PU Djoko Kirmanto, Mendagri Gamawan Fauzi, Pak Jero Wacik saat masih menjadi Menteri Pariwisata, Gubernur Jawa Tengah, dan Walikota Solo, dalam menyelesaikan konflik Keraton Surakarta," kata dia usai melakukan pertemuan dengan sejumlah kerabat keraton di Rumah Dinas Walikota Solo, Sabtu (15/02/ 2014).
Menurut dia, rekonsiliasi yang digagasnya bermula dari pemulangan kembali mobil Mercedes Benz milik mendiang Raja Pakoe Buwono X yang ada di Belanda. Mobil jenis Phaeton Benz 1894 itu merupakan mobil pertama yang ada di Indonesia.
"Berawal dari itulah terjalin komunikasi dengan keraton, akhirnya saya ditugaskan untuk mengupayakan rekonsiliasi sekaligus, " ujar dia.
Sebagai informasi konflik Keraton Kasunanan Surakarta melibatkan 2 pihak, yakni kubu Dewan Adat Keraton dibawah pimpinan GRAy Koes Moertiyah (Gusti Mung) dengan kubu dwi tunggal yang dikomandoi Raja Paku Buwono XIII Hangabehi dan KGPH PA Tedjowulan. Terakhir, Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo memediatori 2 kubu itu, namun penyelesaian konflik tidak menuai hasil baik. Konflik keraton Solo itu tetap berlanjut.
Menindaklanjuti rekonsiliasi tersebut, Roy mengaku sudah melakukan komunikasi kedua kubu. "Langkah pertama untuk menyelesaikan konflik ini adalah melakukan dialog kedua belah pihak. Saya mengajak Raja PB XIII, Lembaga Dewan Adat dan sentana untuk berdamai dan menjaga keutuhan keraton Solo, " jelas Roy.
Menurut rencana, hasil dari komunikasi ini akan segera dilaporkan kepada SBY. Rencananya, Roy dan perwakilan dari keraton akan menghadap SBY pada 22 Februari mendatang. "Kami akan membuat beberapa kesepakatan yang selama ini telah dikomunikasikan sebelumnya, " tutur dia.
Roy mengakui jika kesepakatan ini tidak bisa memuaskan semua pihak. Ia menyebutkan bahwa semua kesepakatan pun pasti akan menimbulkan pro kontra dan tidak sempurna. "Masing-masing pihak harus mengalah. Kalau tidak mau ya, akan kami tinggal, " ungkap Roy. (Eks)
Baca juga:
Prahara Keraton Surakarta