Puluhan bayi orangutan diselamatkan dari alam liar dan dirawat. Bayi-bayi orangutan itu dirawat oleh International Animal Rescue (IAR) dan sekarang ditempatkan di pusat rehabilitasi di Kalimantan Barat.
Laman News.com.au, Minggu (16/2/2014) memberitakan, bayi-bayi orangutan itu diselamatkan dari para pemburu liar dan kelaparan.
Salah satu bayi orangutan yang diselamatkan itu diberi nama Marie. Usianya 7 bulan, namun hanya berbobot 2 kilogram karena kelaparan, kekurangan gizi, dan terus diburu.
Marie ditemukan seorang nelayan. Marie sendirian. Namun nelayan itu tidak bisa merawat Marie dengan baik, sehingga diserahkan ke IAR.
Marie kemudian ditempatkan bersama Rocky dan Rickina yang terpisah sejak tiba dari Sungai Awan, Kalimantan Barat. Rickina yang berusia 5 bulan mempunyai bekas luka di kepala akibat serangan parang saat berada di alam liar.
Sementara, Rocky diambil dalam keadaan kelaparan dari kandang mantan pemiliknya. Saat ini Rocky masih berjuang memulihkan kondisinya.
Direktur Eksekutif IAR Indonesia, Dr Karmele Llano Sanchez mengatakan, "Ketika hutan dihancurkan untuk membuat jalan perkebunan kelapa sawit, akan lebih mudah bagi pemburu untuk menemukan dan menembak orangutan."
Para pemburu membunuh ibu dan keluarga bayi-bayi orangutan ini. Kemudian bayi-bayi orangutan ini diambil untuk dijual sebagai hewan peliharaan.
'Orang-orang yang membeli orangutan untuk memeliharanya sebagai hewan peliharaan bersalah seperti mereka yang menarik pelatuk pada pistol," tutur Sanchez. (Eks)
Laman News.com.au, Minggu (16/2/2014) memberitakan, bayi-bayi orangutan itu diselamatkan dari para pemburu liar dan kelaparan.
Salah satu bayi orangutan yang diselamatkan itu diberi nama Marie. Usianya 7 bulan, namun hanya berbobot 2 kilogram karena kelaparan, kekurangan gizi, dan terus diburu.
Marie ditemukan seorang nelayan. Marie sendirian. Namun nelayan itu tidak bisa merawat Marie dengan baik, sehingga diserahkan ke IAR.
Marie kemudian ditempatkan bersama Rocky dan Rickina yang terpisah sejak tiba dari Sungai Awan, Kalimantan Barat. Rickina yang berusia 5 bulan mempunyai bekas luka di kepala akibat serangan parang saat berada di alam liar.
Sementara, Rocky diambil dalam keadaan kelaparan dari kandang mantan pemiliknya. Saat ini Rocky masih berjuang memulihkan kondisinya.
Direktur Eksekutif IAR Indonesia, Dr Karmele Llano Sanchez mengatakan, "Ketika hutan dihancurkan untuk membuat jalan perkebunan kelapa sawit, akan lebih mudah bagi pemburu untuk menemukan dan menembak orangutan."
Para pemburu membunuh ibu dan keluarga bayi-bayi orangutan ini. Kemudian bayi-bayi orangutan ini diambil untuk dijual sebagai hewan peliharaan.
'Orang-orang yang membeli orangutan untuk memeliharanya sebagai hewan peliharaan bersalah seperti mereka yang menarik pelatuk pada pistol," tutur Sanchez. (Eks)