Walikota Surabaya Tri Rismaharini dikabarkan ingin mundur dari jabatannya karena ada tekanan atas kebijakan yang dia ambil dalam menata Kota Surabaya, Jawa Timur. Namun, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo meminta Risma tak berhenti di tengah jalan dan menyelesaikan masa jabatannya.
"PDIP memberikan dukungan kepada kepemimpinan Walikota Risma dan Wakil Walikota Wisnu untuk menyelesaikan tugasnya membangun masyarakat daerah Surabaya hingga pada akhir masa jabatan," terang Tjahjo, Senin (17/2/2014).
Tjahjo mensinyalir masalah yang menekan Risma yakni pembangunan jalan tol dalam kota dan tol lingkar luar Kota Surabaya. Pembangunan itu ditolak oleh Risma, tapi disetujui Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Perbedaan pendapat itu dilihat Tjahjo karena keduanya berbeda partai.
"PDIP melihat bahwa siapa pun yang memimpin Kota Surabaya dan kota-kota lain di Indonesia pasti akan dihadapkan pada berbagai benturan kepentingan. Kebijakan jalan tol di Surabaya misalnya, posisi walikota berseberangan dengan posisi Gubernur Jatim dengan berbagai kepentingannya," tegas Tjahjo.
Selain masalah pembangunan jalan tol, Risma diisukan mundur menyusul ditetapkannya Wisnu Sakti Buana sebagai Wakil Walikota Surabaya, tanpa persetujuan darinya.
Namun begitu, menurut Tjahjo tugas menjadi pemimpin memang tidak mudah. Tapi dari berbagai tekanan itu, justru akan memperkuat karakter kepemimpinan. Anggota Komisi I DPR itu yakin Risma tidak akan menyerah seberat apa pun tekanan yang dihadapi.
"Apa yang terjadi di Surabaya ini semakin mendorong pentingnya PDIP untuk mengonsolidasikan seluruh putra-putri bangsa yang terbaik, guna menyongsong momentum baru," terangnya. (Ado/Ism)
"PDIP memberikan dukungan kepada kepemimpinan Walikota Risma dan Wakil Walikota Wisnu untuk menyelesaikan tugasnya membangun masyarakat daerah Surabaya hingga pada akhir masa jabatan," terang Tjahjo, Senin (17/2/2014).
Tjahjo mensinyalir masalah yang menekan Risma yakni pembangunan jalan tol dalam kota dan tol lingkar luar Kota Surabaya. Pembangunan itu ditolak oleh Risma, tapi disetujui Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Perbedaan pendapat itu dilihat Tjahjo karena keduanya berbeda partai.
"PDIP melihat bahwa siapa pun yang memimpin Kota Surabaya dan kota-kota lain di Indonesia pasti akan dihadapkan pada berbagai benturan kepentingan. Kebijakan jalan tol di Surabaya misalnya, posisi walikota berseberangan dengan posisi Gubernur Jatim dengan berbagai kepentingannya," tegas Tjahjo.
Selain masalah pembangunan jalan tol, Risma diisukan mundur menyusul ditetapkannya Wisnu Sakti Buana sebagai Wakil Walikota Surabaya, tanpa persetujuan darinya.
Namun begitu, menurut Tjahjo tugas menjadi pemimpin memang tidak mudah. Tapi dari berbagai tekanan itu, justru akan memperkuat karakter kepemimpinan. Anggota Komisi I DPR itu yakin Risma tidak akan menyerah seberat apa pun tekanan yang dihadapi.
"Apa yang terjadi di Surabaya ini semakin mendorong pentingnya PDIP untuk mengonsolidasikan seluruh putra-putri bangsa yang terbaik, guna menyongsong momentum baru," terangnya. (Ado/Ism)
Baca juga:
Walikota Surabaya Risma Mengundurkan Diri?
Walikota Risma Absen Seminggu, Mendagri Pasang Badan?
Walikota Risma Tegaskan Tak Ada Masalah dengan Wakilnya
[VIDEO] Tanda Tangan Walikota Surabaya Dipalsukan?
Walikota Risma Tak Hadiri Pelantikan Wakilnya
SBY Percayakan Pengelolaan KBS ke Walikota Risma