Gunung Anak Krakatau sempat melakukan aktivitas. Anak Krakatau sempat `berdehem'. Berdasarkan data pos pemantau pada 17 Februari 2014 pukul 15.52 WIB kemarin, diketahui ada 31 kali gempa vulkanik dangkal, 1 kali gempa vulkanik dalam dan 1 kali hembusan.
Bagi warga sekitar, aktivitas seperti itu sudah biasa. Termasuk status 'Waspada' Anak Krakatau. Meski saat ini statusnya masih bertengger di level II, sejak 26 Januari 2012.
Â
"Biasa aja, nggak ada apa-apa. Itu status waspada sudah biasa," kata Eki Riski Hartini, warga Kampung Kosambi Dua, Kecamatan Cinangka, Desa Karang Suraga, Kabupaten Serang, Banten, saat saat dihubungi Liputan6.com melalui telepon, Selasa (18/2/2014).
Â
Eki menjelaskan, meski telah terbiasa, ketakutan akan meletusnya sang Anak Krakatau tetap menjadi kekhawatiran tersendiri. Eki sempat merasakaan gempa yang menggoyang kediamannya. "Ya takut lah. Kalau misalkan meletus, terus mati, nanti gimana?" ujarnya.
Â
Jarak antara tempat tinggal Eki dengan pos pemantau Gunung Anak Krakatau hanya sekitar 4 kilometer. Aktivitas Anak Krakatau itu dikenal dengan istilah sendiri bagi Eki. "Seperti orang sedang merokok."
Â
Lalu apa persiapan jika gunung itu meletus, wanita 19 tahun ini mengatakan hanya akan membawa kartu ATM. "Belum ada persiapan apa-apa. Selamatkan harta benda yang berharga dulu, seperti ATM," tutupnya.
Status Anak Krakatau itu sempat naik menjadi 'Siaga' pada 30 September 2011 sebelum diturunkan ke Level II atau Waspada mulai 26 Januari 2012. Gunung Anak Krakatau terakhir meletus pada 2 September 2012 dengan memuntahkan material pijar hingga ketinggian 200-300 meter. (Ism/Mut)
Baca juga:
Anak Krakatau `Berdehem` 1 Hembusan dari Kawah
Kegempaan di Gunung Anak Krakatau Capai 212 Kali
22 Gunung di Indonesia Berstatus di Atas Normal, 2 `Awas`
Bagi warga sekitar, aktivitas seperti itu sudah biasa. Termasuk status 'Waspada' Anak Krakatau. Meski saat ini statusnya masih bertengger di level II, sejak 26 Januari 2012.
Â
"Biasa aja, nggak ada apa-apa. Itu status waspada sudah biasa," kata Eki Riski Hartini, warga Kampung Kosambi Dua, Kecamatan Cinangka, Desa Karang Suraga, Kabupaten Serang, Banten, saat saat dihubungi Liputan6.com melalui telepon, Selasa (18/2/2014).
Â
Eki menjelaskan, meski telah terbiasa, ketakutan akan meletusnya sang Anak Krakatau tetap menjadi kekhawatiran tersendiri. Eki sempat merasakaan gempa yang menggoyang kediamannya. "Ya takut lah. Kalau misalkan meletus, terus mati, nanti gimana?" ujarnya.
Â
Jarak antara tempat tinggal Eki dengan pos pemantau Gunung Anak Krakatau hanya sekitar 4 kilometer. Aktivitas Anak Krakatau itu dikenal dengan istilah sendiri bagi Eki. "Seperti orang sedang merokok."
Â
Lalu apa persiapan jika gunung itu meletus, wanita 19 tahun ini mengatakan hanya akan membawa kartu ATM. "Belum ada persiapan apa-apa. Selamatkan harta benda yang berharga dulu, seperti ATM," tutupnya.
Status Anak Krakatau itu sempat naik menjadi 'Siaga' pada 30 September 2011 sebelum diturunkan ke Level II atau Waspada mulai 26 Januari 2012. Gunung Anak Krakatau terakhir meletus pada 2 September 2012 dengan memuntahkan material pijar hingga ketinggian 200-300 meter. (Ism/Mut)
Baca juga:
Anak Krakatau `Berdehem` 1 Hembusan dari Kawah
Kegempaan di Gunung Anak Krakatau Capai 212 Kali
22 Gunung di Indonesia Berstatus di Atas Normal, 2 `Awas`