Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan mencari investor lain untuk menangani proyek Monorel. Sebab, hingga kini ia belum juga menerima kejelasan dari PT Jakarta Monorail dan Ortus Holding selaku investor mengenai pengerjaan transportasi massal itu.
"Prinsipnya gitu. Kalau dia (Ortus Holding) nggak mau, kita akan cari investor lain. Masih banyak kok yang mau," tegas politisi Partai Gerindra yang karib disapa Ahok itu di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Ahok mengatakan, sejak proyek monorel akan dilanjutkan kembali di era Jokowi-Ahok, pihak PT JM dan Ortus Holding cukup meyakinkan. Hingga membuat groundbreaking dan peresmian logo monorel dengan seremonial yang mewah. Hal itu, menurut Ahok dilakukan agar Pemprov DKI tidak memutuskan kerja sama.
"Minimal dia mau 'gong' lah supaya kami nggak putusin mereka. Kalau cuma groundbreaking kita juga sanggup. DKI sanggup bikin seremonial," kata Ahok.
Ia juga meragukan mengenai ketersediaan dana untuk melaksanakan proyek tersebut. Lantaran sejak 16 Oktober 2013 lalu hingga saat ini, pihak PT JM berdalih masih melakukan persiapan terutama masalah administrasi dan pembayaran utang tiang ke PT Adhi Karya segera diselesaikan.
"Kita tidak tahu pasti seperti apa kondisi mereka. Kita dengar-dengar sih karena masalah finansial ya. Tapi mereka tidak mengakui. Kalau duit ada, mana? Mesti nyari dulu? Ya repot dong. Masa mau ke toliet baru bikin WC. Nah, kita bisa hitung masalah teknis," tandas Ahok.
Ortus Holding merupakan perusahaan asing dari Singapura yang salah satu pemilik sahamnya adalah Edward Soeryadjaya. Perusahaan itu menggeser perusahaan milik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam tender proyek Monorel. Ortus juga siap menanggung 90% pendanaan proyek Monorel. (Mut/Ism)
Baca juga:
"Prinsipnya gitu. Kalau dia (Ortus Holding) nggak mau, kita akan cari investor lain. Masih banyak kok yang mau," tegas politisi Partai Gerindra yang karib disapa Ahok itu di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Ahok mengatakan, sejak proyek monorel akan dilanjutkan kembali di era Jokowi-Ahok, pihak PT JM dan Ortus Holding cukup meyakinkan. Hingga membuat groundbreaking dan peresmian logo monorel dengan seremonial yang mewah. Hal itu, menurut Ahok dilakukan agar Pemprov DKI tidak memutuskan kerja sama.
"Minimal dia mau 'gong' lah supaya kami nggak putusin mereka. Kalau cuma groundbreaking kita juga sanggup. DKI sanggup bikin seremonial," kata Ahok.
Ia juga meragukan mengenai ketersediaan dana untuk melaksanakan proyek tersebut. Lantaran sejak 16 Oktober 2013 lalu hingga saat ini, pihak PT JM berdalih masih melakukan persiapan terutama masalah administrasi dan pembayaran utang tiang ke PT Adhi Karya segera diselesaikan.
"Kita tidak tahu pasti seperti apa kondisi mereka. Kita dengar-dengar sih karena masalah finansial ya. Tapi mereka tidak mengakui. Kalau duit ada, mana? Mesti nyari dulu? Ya repot dong. Masa mau ke toliet baru bikin WC. Nah, kita bisa hitung masalah teknis," tandas Ahok.
Ortus Holding merupakan perusahaan asing dari Singapura yang salah satu pemilik sahamnya adalah Edward Soeryadjaya. Perusahaan itu menggeser perusahaan milik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam tender proyek Monorel. Ortus juga siap menanggung 90% pendanaan proyek Monorel. (Mut/Ism)
Baca juga:
Monorel Mandek, Ahok: Kalau Loe Nggak Jalan, Gue Cut
PT Jakarta Monorail: Proyek Sudah Berjalan, Tunggu Saja
DPRD DKI Geram Proyek Monorel Tak Kunjung Mulai
Advertisement