Pemerintah Kota Manado, Sulawesi Utara melaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai total kerugian akibat bencana banjir bandang yang melanda Manado dan sekitarnya pada 15 Januari 2014. Kerugian tersebut ditaksir mencapai Rp 1,8 triliun
"Data tersebut dibawa Walikota Manado Vicky Lumentut ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hari ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manado, Maximilian Tatahede, di Manado, Selasa (18/2/2014).
Maximilian mengatakan, data kerugian tersebut adalah gabungan laporan kerusakan semua infrastruktur di Manado. Mulai dari rumah penduduk, jalan, jembatan, drainase, tanggul sungai, talud sungai, sarana publik seperti gedung sekolah, Puskesmas, rumah ibadah hingga pasar tradisional.
Rincian Kerusakan
Maximilian merinci kerusakan berdasarkan data yang ada. Bangunan rumah yang rusak ringan berjumlah 4.073 unit dengan taksiran kerugian Rp 31,5 juta per unit total sebesar Rp 128.299.500.000.
Kemudian rusak sedang 1.971 unit nilai per unit Rp 94,5 juta, total Rp 186.259.500.000, rusak berat 3.702 unit taksiran Rp 157,5 juta dengan total Rp 583.065.000.000. Rumah yang hanyut sebanyak 840 unit nilai Rp 157,5 juta juta dengan total Rp 132.300.000.000.
Kemudian untuk bangunan sekolah dan rumah dinas guru, rusak ringan 993 unit atau 418 kelas total kerugian Rp 16.385.600.000, berat 23 kelas kerugian Rp 4.508.000.000 dan rumah dinas guru 30 unit kerugian sebanyak Rp 56 juta.
Kemudian untuk Puskesmas yang rusak sebanyak 3 unit dengan nilai masing-masing Rp 315 juta total Rp 945 juta, puskesmas pembantu rusak ringan 10 unit nilai Rp 735 juta, lalu rumah dinas dokter 7 unit rusak ringan total Rp 514,5 juta, poliklinik, BP gigi, gudang, obat dan KPAD 5 unit rusak nilainya mencapai Rp 367,5 juta.
Untuk rumah ibadah yang kena hantaman banjir bandang adalah gereja yang mengalami rusak sedang sebanyak 30 unit dengan kerugian Rp 12,6 miliar, masjid 28 unit dengan total kerugian Rp 11.760.000.000, dan klenteng sebanyak 4 unit dengan kerugian Rp 1.680.000.000.
Sedangkan untuk perkantoran yang rusak sebanyak 17 unit, dengan total kerugian sebesar Rp 4.712.000.000, pasar tradisional sebanyak 8 unit dengan kerugian Rp 350.400.000.
Untuk infrastruktur kerugian yang diverifikasi dan dihitung BPBD dan Dinas PU Manado terdiri atas jalan sepanjang 31,6 kilometer sebesar Rp 39,5 miliar, jembatan 5 unit sebanyak Rp 40,4 miliar, drainase 23,8 kilometer sebanyak Rp 26 miliar, tanggul anak sungai 4,6 km kerugian Rp 20,4 miliar, pipa PT air 51 unit kerugian Rp 31.325.000.000.
Kemudian tanggul DAS Tondano 6,2 km rugi Rp 360 miliar, tanggul sungai Sario satu km Rp 60 miliar, dan tanggul DAS Sawangan satu kilomter Rp 140 miliar.
"Total keseluruhan kerugian yang dialami akibat terjangan banjir bandang pada 15 Januari lalu sebesar Rp 1.824.512.600.000 dan dilaporkan Wali Kota Manado, baru kemudian akan ditentukan rencana aksi," pungkap Maximilian. (Ant/Ali/Ado)
"Data tersebut dibawa Walikota Manado Vicky Lumentut ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hari ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manado, Maximilian Tatahede, di Manado, Selasa (18/2/2014).
Maximilian mengatakan, data kerugian tersebut adalah gabungan laporan kerusakan semua infrastruktur di Manado. Mulai dari rumah penduduk, jalan, jembatan, drainase, tanggul sungai, talud sungai, sarana publik seperti gedung sekolah, Puskesmas, rumah ibadah hingga pasar tradisional.
Rincian Kerusakan
Maximilian merinci kerusakan berdasarkan data yang ada. Bangunan rumah yang rusak ringan berjumlah 4.073 unit dengan taksiran kerugian Rp 31,5 juta per unit total sebesar Rp 128.299.500.000.
Kemudian rusak sedang 1.971 unit nilai per unit Rp 94,5 juta, total Rp 186.259.500.000, rusak berat 3.702 unit taksiran Rp 157,5 juta dengan total Rp 583.065.000.000. Rumah yang hanyut sebanyak 840 unit nilai Rp 157,5 juta juta dengan total Rp 132.300.000.000.
Kemudian untuk bangunan sekolah dan rumah dinas guru, rusak ringan 993 unit atau 418 kelas total kerugian Rp 16.385.600.000, berat 23 kelas kerugian Rp 4.508.000.000 dan rumah dinas guru 30 unit kerugian sebanyak Rp 56 juta.
Kemudian untuk Puskesmas yang rusak sebanyak 3 unit dengan nilai masing-masing Rp 315 juta total Rp 945 juta, puskesmas pembantu rusak ringan 10 unit nilai Rp 735 juta, lalu rumah dinas dokter 7 unit rusak ringan total Rp 514,5 juta, poliklinik, BP gigi, gudang, obat dan KPAD 5 unit rusak nilainya mencapai Rp 367,5 juta.
Untuk rumah ibadah yang kena hantaman banjir bandang adalah gereja yang mengalami rusak sedang sebanyak 30 unit dengan kerugian Rp 12,6 miliar, masjid 28 unit dengan total kerugian Rp 11.760.000.000, dan klenteng sebanyak 4 unit dengan kerugian Rp 1.680.000.000.
Sedangkan untuk perkantoran yang rusak sebanyak 17 unit, dengan total kerugian sebesar Rp 4.712.000.000, pasar tradisional sebanyak 8 unit dengan kerugian Rp 350.400.000.
Untuk infrastruktur kerugian yang diverifikasi dan dihitung BPBD dan Dinas PU Manado terdiri atas jalan sepanjang 31,6 kilometer sebesar Rp 39,5 miliar, jembatan 5 unit sebanyak Rp 40,4 miliar, drainase 23,8 kilometer sebanyak Rp 26 miliar, tanggul anak sungai 4,6 km kerugian Rp 20,4 miliar, pipa PT air 51 unit kerugian Rp 31.325.000.000.
Kemudian tanggul DAS Tondano 6,2 km rugi Rp 360 miliar, tanggul sungai Sario satu km Rp 60 miliar, dan tanggul DAS Sawangan satu kilomter Rp 140 miliar.
"Total keseluruhan kerugian yang dialami akibat terjangan banjir bandang pada 15 Januari lalu sebesar Rp 1.824.512.600.000 dan dilaporkan Wali Kota Manado, baru kemudian akan ditentukan rencana aksi," pungkap Maximilian. (Ant/Ali/Ado)