SDN Panunggangan 3, Kota Tangerang, yang disegel warga yang mengaku ahli waris tanah akhirnya dibuka. Segel sekolah yang berada di tengah-tengah area yang sudah rata dengan tanah di kawasan Alam Sutera itu dibuka sendiri oleh sang ahli waris didampingi aparat.
"Mereka sendiri yanag membuka gemboknya. Dengan didampingi Satpol PP, kepolisian, Camat, dan Lurah setempat," kata Kepala Sekolah SDN Panunggangan 3, Mbay Husniani ditemui di sekolah, Tangerang Selatan, Rabu (19/2/2014).
Saat ini aktivitas biasanya sudah terlihat. Para guru dan murid juga sudah menjalani kegiatan belajar-mengajar. Menurut Mbay, sekolah itu sebenarnya bukan berukuran 1.686 meter persegi seperti yang dikatakan pihak ahli waris, melainkan 2.000 meter persegi.
Mbay menegaskan, tanah ini sudah dihibahkan ke Pemkot Tangerang. Dari Pemkot Tangeang ditukargulingkan kepada Alam Sutera pada 13 dan 25 Agustus 2014.
"Sudah diruislag (tukar guling) sebenarnya. Tanah ini sudah milik Alam Sutera. Kemudian kami mendapat ganti tanah di Kampung Kosong, Kecamatan Pinang dengan luas 3.000 meter persegi," ungkap Mbay.
Dengan perjanjian, sekolah yang nantinya berdiri di Kampung Kosong, harus dibangun 2 lantai, berpendingin udara, serta berfasilitas lengkap lainnya. Namun hingga kini, sekolah pengganti yang dijanjikan belum juga dibangun.
"Tanahnya kami sudah lihat, tapi belum ada pembangunan. Mudah-mudahan saja secepatnya, karena kanan kiri rumah di sini sudah digusur. Tinggal sekolah ini saja belum," tutur Mbay.
Hingga kini, sekolah dasar negeri yang tadinya memiliki 310 siswa, terus berkurang hingga 280 siswa saja. "Ya itu tadi, karena anaknya sudah ikut pindah dengan orangtuanya. Karenakan rumah mereka sudah lebih dulu diratakan," pungkas Mbay. (Ism/Mut)
Baca juga:
SD Negeri di Serpong Disegel Ahli Waris, Murid `Balik Kanan`
[VIDEO] Mobil Wawan Pecahkan Rekor Penyitaan di KPK
Bos Perbudakan Pabrik Kuali Tangerang Hadapi Tuntutan
"Mereka sendiri yanag membuka gemboknya. Dengan didampingi Satpol PP, kepolisian, Camat, dan Lurah setempat," kata Kepala Sekolah SDN Panunggangan 3, Mbay Husniani ditemui di sekolah, Tangerang Selatan, Rabu (19/2/2014).
Saat ini aktivitas biasanya sudah terlihat. Para guru dan murid juga sudah menjalani kegiatan belajar-mengajar. Menurut Mbay, sekolah itu sebenarnya bukan berukuran 1.686 meter persegi seperti yang dikatakan pihak ahli waris, melainkan 2.000 meter persegi.
Mbay menegaskan, tanah ini sudah dihibahkan ke Pemkot Tangerang. Dari Pemkot Tangeang ditukargulingkan kepada Alam Sutera pada 13 dan 25 Agustus 2014.
"Sudah diruislag (tukar guling) sebenarnya. Tanah ini sudah milik Alam Sutera. Kemudian kami mendapat ganti tanah di Kampung Kosong, Kecamatan Pinang dengan luas 3.000 meter persegi," ungkap Mbay.
Dengan perjanjian, sekolah yang nantinya berdiri di Kampung Kosong, harus dibangun 2 lantai, berpendingin udara, serta berfasilitas lengkap lainnya. Namun hingga kini, sekolah pengganti yang dijanjikan belum juga dibangun.
"Tanahnya kami sudah lihat, tapi belum ada pembangunan. Mudah-mudahan saja secepatnya, karena kanan kiri rumah di sini sudah digusur. Tinggal sekolah ini saja belum," tutur Mbay.
Hingga kini, sekolah dasar negeri yang tadinya memiliki 310 siswa, terus berkurang hingga 280 siswa saja. "Ya itu tadi, karena anaknya sudah ikut pindah dengan orangtuanya. Karenakan rumah mereka sudah lebih dulu diratakan," pungkas Mbay. (Ism/Mut)
Baca juga:
SD Negeri di Serpong Disegel Ahli Waris, Murid `Balik Kanan`
[VIDEO] Mobil Wawan Pecahkan Rekor Penyitaan di KPK
Bos Perbudakan Pabrik Kuali Tangerang Hadapi Tuntutan