Tri Rismaharini namanya terus mencuat seiring rencana pengunduran dirinya sebagai Walikota Surabaya. Benarkah ada yang menekan Risma untuk mundur?
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (20/2/2014), sepak terjang Risma yang sangat peduli dengan warganya ternyata membuat gerah sebagian pihak. Sebelum isu mundurnya mencuat, Risma pernah berselisih paham dengan DPRD Surabaya.
Salah satunya terkait rencana Risma menaikkan harga izin reklame. Bahkan 6 dari 7 fraksi di DPRD Surabaya setuju untuk memakzulkan atau menurunkan Risma dari jabatannya sebagai Walikota Surabaya.
Salah satu farksi yang setuju adalah fraksi partai Risma sendiri, PDIP. Hanya Fraksi PKS yang tidak setuju dan menilai pemakzulan Risma terlalu berlebihan. Saat itu, Wakil Ketua DPRD dari Fraksi PDIP Wisnu Sakti Buana mendukung keras pemakzulan Risma.
Belakangan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi pun turun tangan dan menegaskan Risma tetap menjadi Walikota Surabaya. Risma juga sempat berbenturan dengan DPRD Surabaya terkait penolakannya membangun Jalan Tol Tengah Surabaya karena dinilai tidak akan efektif mengurai kemacetan Surabaya.
Tidak hanya itu, Risma kembali mendapat tekanan saat Wisnu Sakti Buana yang dulunya berkeras memakzulkan dirinya tiba-tiba diangkat menjadi Wakil Walikotanya menggantikan Bambang DH yang mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Timur.
Sempat muncul kabar tak sedap soal pengangkatan Wisnu sebagai Wakil Walikota Surabaya, mulai dari pemalsuan tanda tangan Risma hingga soal Risma yang tidak diajak berembug untuk menentukan calon wakilnya.
Lalu apa tanggapan PDIP terkait persoalan ini? Terlepas dari tekanan politik apapun, sosok seorang Risma sudah terlanjur melekat di hati rakyat. Akankah Risma rela melepaskan jabatan dan meninggalkan rakyatnya? (Nfs/Mut)
Baca juga:
Walikota Risma: Apa Saya Bisa Masuk Surga?
Mendagri: Jika Risma Tetap Mundur, Itu Keputusannya
Mendagri: Soekarwo Harus Cek Dugaan Pemalsuan Surat Wakil Risma
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (20/2/2014), sepak terjang Risma yang sangat peduli dengan warganya ternyata membuat gerah sebagian pihak. Sebelum isu mundurnya mencuat, Risma pernah berselisih paham dengan DPRD Surabaya.
Salah satunya terkait rencana Risma menaikkan harga izin reklame. Bahkan 6 dari 7 fraksi di DPRD Surabaya setuju untuk memakzulkan atau menurunkan Risma dari jabatannya sebagai Walikota Surabaya.
Salah satu farksi yang setuju adalah fraksi partai Risma sendiri, PDIP. Hanya Fraksi PKS yang tidak setuju dan menilai pemakzulan Risma terlalu berlebihan. Saat itu, Wakil Ketua DPRD dari Fraksi PDIP Wisnu Sakti Buana mendukung keras pemakzulan Risma.
Belakangan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi pun turun tangan dan menegaskan Risma tetap menjadi Walikota Surabaya. Risma juga sempat berbenturan dengan DPRD Surabaya terkait penolakannya membangun Jalan Tol Tengah Surabaya karena dinilai tidak akan efektif mengurai kemacetan Surabaya.
Tidak hanya itu, Risma kembali mendapat tekanan saat Wisnu Sakti Buana yang dulunya berkeras memakzulkan dirinya tiba-tiba diangkat menjadi Wakil Walikotanya menggantikan Bambang DH yang mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Timur.
Sempat muncul kabar tak sedap soal pengangkatan Wisnu sebagai Wakil Walikota Surabaya, mulai dari pemalsuan tanda tangan Risma hingga soal Risma yang tidak diajak berembug untuk menentukan calon wakilnya.
Lalu apa tanggapan PDIP terkait persoalan ini? Terlepas dari tekanan politik apapun, sosok seorang Risma sudah terlanjur melekat di hati rakyat. Akankah Risma rela melepaskan jabatan dan meninggalkan rakyatnya? (Nfs/Mut)
Baca juga:
Walikota Risma: Apa Saya Bisa Masuk Surga?
Mendagri: Jika Risma Tetap Mundur, Itu Keputusannya
Mendagri: Soekarwo Harus Cek Dugaan Pemalsuan Surat Wakil Risma