Sukses

[VIDEO] `Aroma Tak Sedap` Pengadaan Bus Transjakarta

Tak hanya warga Ibukota, Ahok pun kecewa dan tak membantah adanya indikasi penyelewengan pengadaan armada Transjakarta.

Tak hanya warga Ibukota, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kecewa dan tak membantah adanya indikasi penyelewengan pengadaan armada bus Transjakarta. Ahok berharap Inspektorat Pemprov DKI segera merampungkan pemeriksaan dan membuktikan ada tidaknya aroma tak sedap itu.

Animo warga Ibukota untuk memanfaatkan transportasi massal bus Transjakarta semakin tinggi, namun jumlah armada bus tak sebanding dengan jumlah penumpang yang makin membengkak.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV Kamis (20/2/2014), untuk memperbaiki layanan bus Transjakarta, Pemprov DKI mendatangkan bus-bus baru dari China. Namun apa mau dikata, tidak sedikit bus-bus baru itu yang bermasalah mulai dari yang cacat dan berkarat hingga kerap ditemukan busway mogok di jalan.

Sejumlah kejanggalan juga muncul terkait pengadaan armada transportasi massal ini. Diantaranya, harga bus yang menghembuskan aroma dugaan mark-up dari harga per-unit Rp 1 Miliar menjadi sekitar Rp 3 Miliar. Tender pengadaan digelar, namun pemenang tender pengadaan armada bus Transjakarta kental terasa seolah sudah ditentukan.

Pihak Inspektorat Pemprov DKI mengagendakan pemanggilan Panitia Penerima Barang dan Pengelola Transjakarta, namun pihaknya masih mengkaji dugaan adanya penyelewengan.

Namun, masalah yang menimpa armada bus Transjakarta bukan merupakan kali pertama terjadi. Sudah tak terhitung lagi armada andalan ibukota ini yang ditemukan mogok, seperti pada akhir Januari lalu bus transjakarta gandeng yang tergolong baru mogok di kawasan Grogol, Jakarta Barat.

Ada pula kejadian diluar akal sehat, yaitu roda belakang bus lepas karena tidak kuat dan tidak lengkapnya jumlah baut yang dipasang. Beruntung kejadian demi kejadian itu tak menimbulkan korban jiwa.

Bus Transjakarta diakui memang telah membantu warga jakarta mencapai tujuan lebih cepat, namun bukan perkara mudah untuk naik moda transportasi ini. Terlebih pada jam sibuk saat berangkat dan pulang kerja.

Perjuangan penumpang sudah dimulai sejak membeli tiket antrean cukup panjang, menunggu, dan naik bus, bahkan begitu sudah naik, mereka harus rela berdesakan. Bahkan hampir tak ada cukup ruang untuk sekadar berdiri.

Saat diluncurkan di era Gubernur Sutiyoso, bus Transjakarta banyak dicerca. Namun seiring perjalanan waktu, Transjakarta pun banyak dicinta. Sayangnya, saat warga ibukota mulai mendamba layanan bus ini, justru kekecewaanlah yang didapat karena pelayanan yang tak maksimal. (Dvr/Ism)


Baca Juga:
Curiga Ada Mark Up Pengadaan Bus, Ahok Gandeng BPK
Hindari Bus Baru Karatan, Ahok Larang Kadishub Terlibat Proyek
Transjakarta Berasap di Hayam Wuruk, 2 Unit Damkar Dikerahkan

Video Terkini