Hasil survei popularitas yang dirilis Pusat Data Bersatu (PDB) sejak September 2013 sampai Januari 2014 menempatkan Megawati Soekarnoputri teratas dengan persentase sebesar 99,1%. Disusul Joko Widodo 98,9%, Jusuf Kalla 98,1% dan Wiranto 97%.
Pendiri PDB Peter F Gontah menilai masuknya Wiranto pada peringkat ke-4 dalam survei popularitas capres karena sosialiasi Pasangan Win-HT efektif di 3 televisi Nasional.
"Memang di Kuis kebangsaan Win-HT di 3 televisi nasional efektif membuat popularitas dan elektabilitas Wiranto melonjak," kata Peter dalam survey PDB di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (21/2/2014).
Dikatakan Peter, popularitas itu meningkat lantaran Wiranto punya media setelah menempel Harry Tanoe, yang memiliki grup televisi nasional.
Peneliti PDB Agus Herta menuturkan, popularitas Capres Wiranto meningkat tajam sejak September 2013 sampai Februari 2014 dibanding 3 capres lainnya, Megawati, Jokowi, dan Jusuf Kalla.
"Wiranto pertambahan popularitas sejak September 2013-Februari 2014 sebesar 7.0%, Megawati 5,6%, Jokowi 3.0% dan Jusuf Kalla 4.1%," beber dia.
Popularitas capres antara Wiranto dengan Prabowo Subianto dinilai bersaing ketat. Pada Januari 2014, popularitas Wiranto naik mencapai 97,6%, sedangkan Prabowo hanya 97,2% pada bulan yang sama.
"Tokoh-tokoh yang tidak populer dan popularitasnya stagnan tidak dimasukkan dalam survei ini meskipun dibicarakan masyarakat dan media massa. Contoh capres konvensi Partai Demokrat yang popularitasnya rendah," tandas dia.
Survei yang dilakukan PDB dengan metode wawancara melalui telepon pada 7-10 Februari 2014. Responden dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku petunjuk telepon residensial yang diterbitkan PT Telkom.
Jumlah sampel sebanyak 1.200 orang mewakili masyarakaat pengguna telepon di 15 kota besar Indonesia. Yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Balikpapaan, Banjarmasin, Mataram, Kupang, Makassar, Ambon, dan Jayapura.
Sedangkan, margin of error dari survei ini plus minus 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Disebutkan bahwa survei ini tidak mewakili penduduk Indonesia secara keseluruhan melainkan menggambarkan masyarakat perkotaan yang memiliki telepon residensial. (Ali)
Baca juga:
Pendiri PDB Peter F Gontah menilai masuknya Wiranto pada peringkat ke-4 dalam survei popularitas capres karena sosialiasi Pasangan Win-HT efektif di 3 televisi Nasional.
"Memang di Kuis kebangsaan Win-HT di 3 televisi nasional efektif membuat popularitas dan elektabilitas Wiranto melonjak," kata Peter dalam survey PDB di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (21/2/2014).
Dikatakan Peter, popularitas itu meningkat lantaran Wiranto punya media setelah menempel Harry Tanoe, yang memiliki grup televisi nasional.
Peneliti PDB Agus Herta menuturkan, popularitas Capres Wiranto meningkat tajam sejak September 2013 sampai Februari 2014 dibanding 3 capres lainnya, Megawati, Jokowi, dan Jusuf Kalla.
"Wiranto pertambahan popularitas sejak September 2013-Februari 2014 sebesar 7.0%, Megawati 5,6%, Jokowi 3.0% dan Jusuf Kalla 4.1%," beber dia.
Popularitas capres antara Wiranto dengan Prabowo Subianto dinilai bersaing ketat. Pada Januari 2014, popularitas Wiranto naik mencapai 97,6%, sedangkan Prabowo hanya 97,2% pada bulan yang sama.
"Tokoh-tokoh yang tidak populer dan popularitasnya stagnan tidak dimasukkan dalam survei ini meskipun dibicarakan masyarakat dan media massa. Contoh capres konvensi Partai Demokrat yang popularitasnya rendah," tandas dia.
Survei yang dilakukan PDB dengan metode wawancara melalui telepon pada 7-10 Februari 2014. Responden dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku petunjuk telepon residensial yang diterbitkan PT Telkom.
Jumlah sampel sebanyak 1.200 orang mewakili masyarakaat pengguna telepon di 15 kota besar Indonesia. Yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Balikpapaan, Banjarmasin, Mataram, Kupang, Makassar, Ambon, dan Jayapura.
Sedangkan, margin of error dari survei ini plus minus 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Disebutkan bahwa survei ini tidak mewakili penduduk Indonesia secara keseluruhan melainkan menggambarkan masyarakat perkotaan yang memiliki telepon residensial. (Ali)
Baca juga:
Survei PDB: Elektabilitas Jokowi Menurun 6 Bulan Terakhir
Survei: Capres Muda `Obat Penawar` Masyarakat di 2014
Baca Juga
Pengamat: Jokowi Jadi Presiden, Indonesia Tak Punya Harapan
Advertisement