Mendekati Pemilu 2014, banyak calon anggota legislatif (caleg) yang menggunakan media sosial sebagai salah satu cara untuk mendekati dan menjaring pemilih. Namun sayang, sosial media seperti twitter hanya digunakan sebagai bentuk promosi dan publikasi caleg untuk pencitraan.
"Sekarang ini kan orang kebanyakan asyik bermain pencitraan di sosial media, tapi tidak didukung dengan faktanya, itu percuma. Cara kerja seperti ini yang sayangnya tidak digunakan oleh pengguna akun," ujar politisi PDIP Budiman Sudjatmiko dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (22/2/2014).
Anggota Komisi II DPR ini mengakui, jejaring sosial memang memiliki fungsi yang cepat dan luas sebagai bentuk media publikasi yang efektif ke masyarakat.
"Saya pribadi menempatkan sosial media itu ibarat pasukan Marinir. Dia saya terjunkan duluan untuk melumpuhkan sasaran. Bisa jadi senjata untuk siapapun lakukan pencitraan," kata dia.
Dia mengaku kerap menggunakan jejaring sosial twitter untuk memahami dan melihat situasi dan kondisi yangterjadi di masyarakat. Di sisi lain twitter, sangat bermanfaat dijadikan sebagai media untuk mempopulerkan sesuatu hal, yang berkaitan dengan isu yang dinilai sulit populer pada masyarakat urban seperti di perkotaan.
"Saya memakai twitter untuk mempopulerkan sesuatu yang tidak populer di masyarakat urban. Jadi twitter seharusnya digunakan untuk memberikan informasi kepada kaum urban. Dari sini akan terjadi proses komunikasi," tandasnya. (Mvi/Eks)
Baca juga:
Rumah Warga Binjai Rusak, Diduga Dilempar Granat
Atribut Parpol di Semarang Bikin Kota Semrawut
Penembakan Posko di Aceh, Nasdem: Jika Dibiarkan Merusak Pemilu
"Sekarang ini kan orang kebanyakan asyik bermain pencitraan di sosial media, tapi tidak didukung dengan faktanya, itu percuma. Cara kerja seperti ini yang sayangnya tidak digunakan oleh pengguna akun," ujar politisi PDIP Budiman Sudjatmiko dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (22/2/2014).
Anggota Komisi II DPR ini mengakui, jejaring sosial memang memiliki fungsi yang cepat dan luas sebagai bentuk media publikasi yang efektif ke masyarakat.
"Saya pribadi menempatkan sosial media itu ibarat pasukan Marinir. Dia saya terjunkan duluan untuk melumpuhkan sasaran. Bisa jadi senjata untuk siapapun lakukan pencitraan," kata dia.
Dia mengaku kerap menggunakan jejaring sosial twitter untuk memahami dan melihat situasi dan kondisi yangterjadi di masyarakat. Di sisi lain twitter, sangat bermanfaat dijadikan sebagai media untuk mempopulerkan sesuatu hal, yang berkaitan dengan isu yang dinilai sulit populer pada masyarakat urban seperti di perkotaan.
"Saya memakai twitter untuk mempopulerkan sesuatu yang tidak populer di masyarakat urban. Jadi twitter seharusnya digunakan untuk memberikan informasi kepada kaum urban. Dari sini akan terjadi proses komunikasi," tandasnya. (Mvi/Eks)
Baca juga:
Rumah Warga Binjai Rusak, Diduga Dilempar Granat
Atribut Parpol di Semarang Bikin Kota Semrawut
Penembakan Posko di Aceh, Nasdem: Jika Dibiarkan Merusak Pemilu