Para warga di Rumah Susun (Rusun) Marunda Blok C1, Cilincing, Jakarta Utara, mengeluhkan masih kurangnya fasilitas per unit di rusun itu. Sejumlah fasilitas yang dijanjikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di blok itu tak kunjung lengkap sampai saat ini.
Salah satu warga rusun, Turah mengatakan, sebagai perbandingan, fasilitas yang diberikan untuk warga di Blok B Rusun Marunda sudah lengkap. Keadaan itu yang belum dirasakan oleh para penghuni Blok C1.
"Di sana (Blok B) sudah komplit. Ada springbed, lemari, piring, televisi 21 inchi. Tapi di sini belum," kata Turah di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Sabtu (22/2/2014).
Turah mengatakan, Pemprov DKI sejauh ini baru memberikan sebagian fasilitas. Misalnya, dispenser, kipas angin, kompor, dan lampu belajar. Sedangkan yang lain-lainnya seperti dijanjikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masih belum dilengkapi.
"Kalau Blok B sudah komplit, Blok C harusnya juga dong," ujar Turah.
Kendati begitu, Turah mengatakan, perkembangan fasilitas lain di Blok C1 sampai saat ini sudah jauh lebih baik. Seperti listrik dan air yang oleh pemerintah diberikan keringanan untuk warga.
"Listrik masih subsidi, misalnya beli Rp 30.000, pasti ada lebihnya jadi Rp 45.000. Misalnya beli Rp 20.000 lebihnya bisa sampai Rp 30.000. Dikasih keringanan," ucap dia.
"Kalau air masih belum bayar, dari ledeng, sudah bangus. MCK komplet, bagus. Kebersihan sampah ada, tapi paling diminta Rp 10.000 untuk uang kebersihan."
Butuh Transportasi
Tak cuma fasilitas yang belum lengkap, warga Rusun Marunda secara umum mengeluhkan lokasi rusun yang jauh dari jalan raya atau jalan-jalan utama. Padahal, warga membutuhkan transportasi atau angkutan massal untuk akses dari dan menuju rusun.
Turah mengatakan, beberapa waktu lalu, sempat ada bus antarjemput bagi warga. Tapi, saat ini bus itu sudah tidak ada lagi.
"Katanya mau diperbaiki karena rusak. Tapi sampai sekarang nggak ada. Seharusnya di sini ada angkutan, minimal sampai Pluit," kata Turah.
Turah mengatakan, sekitar 4 bulan lalu, untuk berpergian warga rusun dapat mengandalkan transportasi air massal gratis berupa perahu. Bahkan tak sedikiti mereka yang memakai motor pribadi atau ojek.
Terkait perahu sebagai transportasi warga rusun, perahu itu berkapasitas maksimal 30 orang. Perahu tersebut beroperasi dari pelabuhan Rusun Marunda hingga Muara Baru.
Namun, perahu yang tersedia hanya 2 unit dengan jadwal pemberangkat pada waktu tertentu saja. Pukul 07.00 WIB perahu berpenumpang berangkat dari rusun Marunda menuju Muara Angke. Pukul 17.00 WIB kapal tiba di pelabuhan Rusun Marunda dari Muara Angke.
Namun begitu, perahu tersebut tidak begitu menarik warga, karena jam operasionalnya pada waktu tertentu saja. Sementara jika menggunakan jasa ojek, mereka harus merogoh kocek lebih dalam lagi.
"Cuma jam-jam kerja dan pulang kerja saja. Kemarin sempat nggak beroperasi, karena hujan dan ombaknya tinggi," kata Mamih, warga lain menambahkan.
"Kan sebenarnya bus lagi diperbaiki dan katanya nanti bayar Rp 5 ribu, kita mah nggak apa-apa bayar, ketimbang ojek mahal, mau ke Penjaringan saja mutar-mutar. Ongkosnya lebih mahal."
Untuk itu, banyak warga Rusun Marunda sepakat adanya transportasi atau angkutan massal untuk mempermudah akses para warga. (Osc/Mut)
Baca Juga:
Pengawasan Lemah, Rusun Marunda Dialihsewakan Rp 5-8 Juta/tahun
Jokowi Mau Tanam Cabe-cabean di Rusun Marunda
Ahok Kaget Dengar Air di Rusun Marunda Bikin Gatal
Warga Rusun Marunda Tagih Janji Jokowi
Tak cuma fasilitas yang belum lengkap, warga juga butuh transportasi massal.
Advertisement