Sukses

Bahaya! Keberadaan Gajah Sumatera di Riau Kritis

Humas WWF Syamsidar mencatat sudah ada 47 gajah di Riau yang mati di berbagai wilayah kabupaten/kota.

Populasi Gajah Sumatera atau lebih dikenal dengan Elephas Maximus Sumatranus di Riau kian kritis. Menurut World Wildlife Fund (WWF), populasi hewan berbelalai itu sudah masuk kategori kritis.

Humas WWF Syamsidar mencatat sudah ada 47 gajah di Riau yang mati di berbagai wilayah kabupaten atau kota. "Itu data tahun 2011 sampai 2014," katanya di Pekanbaru, Minggu (23/2/2014).

Menurut Syamsidar, banyak faktor yang menyebabkan kematian gajah. Di antaranya konflik dengan masyarakat karena penyusutan areal hutan dan perburuan liar. "Konflik itu berujung dengan gajah yang diracun. Perburuan liar juga menjadi faktor, karena ada bangkai gajah yang ditemukan tanpa gading," jelas Syamsidar.

Tingginya kematian gajah itu, sambung Syamsidar, tidak berbanding lurus dengan pengungkapan pelaku pembunuh gajah. "Pelakunya jarang diketahui. Sebab, bangkai gajah yang ditemukan seringkali tinggal tulang belulannganya," katanya.

Syamsidar menjelaskan, pada 2011 WWF mencatat 10 kasus kematian Gajah Sumatera. Sebagian besar gadingnya sudah tidak ada. "Gajah mati ditemukan di lokasi hutan dan perkebunan Kota Duri, Bengkalis dan di Kabupaten Kuantan Singingi," katanya.

Pada 2012, kembali ditemukan 15 bangkai gajah di kawasan hutan dan perkebunan milik perusahaan serta masyarakat. Sebagian besar ditemukan di kawasan Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN), Kabupaten Pelalawan. Pada 2013, ditemukan 14 bangkai gajah dari anak hingga dewasa, 13 di antaranya berada di sekitar TNTN dan 1 ekor di konsesi perusahaan.

Terakhir pada 2014, ada 8 bangkai gajah yang ditemukan dengan kondisi mengenaskan, yakni 1 ditemukan di kawasan Minas, Kota Dumai dan 7 ditemukan di Pelalawan.

Syamsidar menjelaskan, konflik gajah dengan manusia dikarenakan pesatnya industri perkebunan dan hutan tanaman industri. Hingga 20 tahun terakhir, luas hutan alam di Riau berkurang sekitar 56,8% atau 182.140 hektar.

"Hingga tahun 2014, hutan Riau tinggal sekitar 33%. Dari 33% itu, hanya 10% yang layak sebagai habitat gajah. Yang lainnya, berupa rawa yang tidak disukai gajah," terangnya.

Terkait kematian 7 gajah belakangan ini, penyelidikannya masih dilakukan Polisi Hutan di Dinas Kehutanan Pelalawan. "Penyelidikan dibantu oleh Polda Riau melalui jajarannya di Polres Pelalawan. 2 Tengkorak gajah sudah dibawa ke Camp Baserah, Ukui, Pelalawan untuk diotopsi," jelas Guntur, polisi hutan.

Dugaan sementara, kematian 7 ekor gajah ini akibat diracun sekitar 3 bulan lalu. "Kesimpulan sementara bukan diburu, tapi diduga diracun," pungkas Guntur. (Alv/Rmn)

Baca juga:

7 Gajah di Riau Mati, Diduga Diracuni
[VIDEO] Lagi, 2 Binatang di KBS Mati

37 Tahun Tak Jumpa, Gajah `Silaturahmi` Jabat Belalai