Sukses

Keraton Surakarta Masih Tertutup Rapat

Ditutupnya Keraton Surakarta sempat mengecewakan wisatawan dan menghambat aktivitas warga di lingkungan keraton. Kompleks keraton masih dijaga polisi dan warga menyusul rencana penobatan tandingan KGPH Hangabehi.

Liputan6.com, Surakarta: Konflik tajam sesama kerabat Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Jawa Tengah, belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Sampai berita ini disusun, Rabu (1/9) petang, pintu gerbang dan aktivitas Keraton Surakarta masih ditutup. Kompleks keraton juga dijaga polisi dan warga setempat menyusul rencana penobatan tandingan oleh kubu Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi yang masih menguasai kompleks. Kondisi ini sempat mengecewakan para wisatawan yang berniat mengunjungi kompleks keraton salah satu kerajaan pecahan Mataram Islam itu. Selain itu, penutupan pintu gerbang keraton juga menghambat aktivitas warga di perkampungan lingkungan keraton.

Situasi itu terjadi menyusul konflik antara kubu KGPH Tedjowulan dan KGPH Hangabehi. Seperti diketahui, KGPH Tedjowulan yang didukung tiga pengageng dan Gusti Kanjeng Ratu Alit penguasa Pengageng Parentah Kaputren telah dinobatkannya sebagai Susuhunan Paku Bowono XIII. Upacara penobatan sendiri dilakukan di luar keraton yaitu di Sasana Sewaka yang juga menjadi kediaman Mooryati Sudibyo [baca: KGPH Tedjowulan Dinobatkan Sebagai Raja Solo].

Namun demikian, KGPH Hangabehi yang juga mengklaim berhak menjadi pengganti PB XII masih bertahan di Keraton Surakarta. Kubu Hangabehi bahkan akan menggelar acara penobatan atau jumenengan KGPH Hangabehi menjadi PB XIII pada 10 September mendatang [baca: Keraton Surakarta Masih Dijaga Ketat].(TOZ/Solikun dan Hendro Masdiko)