Liputan6.com, Surabaya: Ratusan warga menggalang tanda tangan di Taman Bungkul, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (10/9). Acara ini dilakukan simpatisan pasangan Megawati Sukarnoputri-Hasyim Muzadi sebagai bukti dukungan buat pemilihan presiden tahap kedua, 20 September mendatang. Tanda tangan para simpatisan ini dibubuhkan di atas sebuah kain putih yang nantinya diberikan pada Mega.
Acara diawali dengan orasi sejumlah pimpinan partai politik dari Koalisi Kebangsaan, seperti Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Surabaya Saleh Ismail Mukadar serta Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan Surabaya Wahid Haryanto. Dalam pidatonya, mereka mengkritisi kepemimpinan dari militer dan mengajak warga memilih pemimpin dari kalangan sipil.
Sementara itu, Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 menggelar Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) di Surabaya. Rapat ini juga bertujuan memantapkan dukungan terhadap pasangan Mega-Hasyim. Agustus silam, dukungan ini pernah disampaikan Dewan Pimpinan Pusat Kosgoro 1957 pada Mega. Capres dari PDI Perjuangan itu dinilai berhasil membangun Indonesia selama tiga tahun menjadi presiden [baca: Kosgoro 1957 Menegaskan Dukungan Kepada Mega-Hasyim].
Sementara itu, di Situbondo, Jatim, sejumlah kiai menghadiri Deklarasi Kerakyatan untuk mendukung pasangan SBY-Kalla. Di antaranya Abdul Hak dari Probolinggo, Abdullah Faqih dari Banyuwangi, Abdullah Qodir dari Bondowoso, dan Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa Bondowoso Zakki Abdullah. Hadir juga Hayono Isman, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era Soeharto.
Pertemuan ini juga membacakan isi Deklarasi Kerakyatan yang berisi tujuh pernyataan. Salah satunya adalah melawan kebijakan elite politik yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok daripada kepentingan rakyat. Acara yang dihadiri ribuan tukang becak ini juga menggalang tanda tangan sebagai bukti dukungan terhadap SBY-Kalla.(OZI/Tim Liputan 6 SCTV)
Acara diawali dengan orasi sejumlah pimpinan partai politik dari Koalisi Kebangsaan, seperti Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Surabaya Saleh Ismail Mukadar serta Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan Surabaya Wahid Haryanto. Dalam pidatonya, mereka mengkritisi kepemimpinan dari militer dan mengajak warga memilih pemimpin dari kalangan sipil.
Sementara itu, Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 menggelar Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) di Surabaya. Rapat ini juga bertujuan memantapkan dukungan terhadap pasangan Mega-Hasyim. Agustus silam, dukungan ini pernah disampaikan Dewan Pimpinan Pusat Kosgoro 1957 pada Mega. Capres dari PDI Perjuangan itu dinilai berhasil membangun Indonesia selama tiga tahun menjadi presiden [baca: Kosgoro 1957 Menegaskan Dukungan Kepada Mega-Hasyim].
Sementara itu, di Situbondo, Jatim, sejumlah kiai menghadiri Deklarasi Kerakyatan untuk mendukung pasangan SBY-Kalla. Di antaranya Abdul Hak dari Probolinggo, Abdullah Faqih dari Banyuwangi, Abdullah Qodir dari Bondowoso, dan Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa Bondowoso Zakki Abdullah. Hadir juga Hayono Isman, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era Soeharto.
Pertemuan ini juga membacakan isi Deklarasi Kerakyatan yang berisi tujuh pernyataan. Salah satunya adalah melawan kebijakan elite politik yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok daripada kepentingan rakyat. Acara yang dihadiri ribuan tukang becak ini juga menggalang tanda tangan sebagai bukti dukungan terhadap SBY-Kalla.(OZI/Tim Liputan 6 SCTV)