Liputan6.com, Jakarta: Setelah koma dalam waktu yang cukup lama, artis Sukma Ayu meninggal dunia di rumahnya di kawasan Jalan Besakih, Bukit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (25/9) sekitar pukul 13.45 WIB. Sehari sebelum meninggal, Sukma dipindahkan dari Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, ke rumahnya. Almarhum sempat menjalani perawatan intensif di RS Medistra selama hampir enam bulan.
Berita meninggalnya putri pasangan Misbach Yusa Biran dan artis Nani Wijaya ini disampaikan Dokter Sutarman selaku dokter keluarga. Sutarman menyatakan, Sukma meninggal bukan karena dipindahkan dari rumah sakit. Lima bulan dalam kondisi koma menyebabkan fungsi organ tubuh bintang sinetron ini memburuk, termasuk jantung dan paru-paru.
Sedianya, jenazah almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Batu Tapak, Pesantren Al-Ihya, Ciomas, Bogor, Jawa Barat, hari ini. Namun, rencana itu dibatalkan untuk menunggu kedatangan kakak Sukma, Tita, yang berada di Bandung, Jawa Barat. Melalui kertas yang ditempelkan di halaman rumah, keluarga Sukma mengumumkan, jenazah Sukma akan dimakamkan Ahad atau besok pukul 09.00 di TPU Batu Tapak.
Dokter Salim Haris, salah satu dokter yang merawat Sukma di Rumah Sakit Medistra mengatakan, pihaknya sudah mengingatkan keluarga untuk menyediakan kamar seperti intensive care unit (ICU) seperti di rumah sakit. Salim mengaku tak bisa mencegah keluarga memindahkan Sukma dari RS Medistra ke rumah karena hal itu hak keluarga. Salim juga menolak tuduhan kasus yang menimpa Sukma sebagai malapraktik.
Sukma dibawa ke rumah atas keinginan keluarga. Namun, pihak rumah sakit tidak menganjurkan setiap pasien dalam kondisi koma untuk dibawa pulang. Keputusan sepenuhnya ada di tangan keluarga. Kalaupun dibawa pulang, keluarga harus menyediakan semacam ruang ICU di rumah. Ketentuan ini memang dipenuhi keluarga Sukma.
Bintang sinetron Kecil-kecil Jadi Manten ini dipindahkan dari rumah sakit pukul 23.00 WIB. Waktu ini dipilih untuk menghindari kemacetan. Sebab, kondisi Sukma tidak memungkinkan bertahan lama dalam perjalanan. Sejumlah rekan sesama artis mengantar pemindahan Sukma. Di antaranya Cut Keke, Nova Eliza, Silvana Herman, dan vokalis The Fly, B`jah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com, harapan Sukma untuk pulih memang tipis. Karena, tingkat koma yang dialami Sukma termasuk parah. Dalam ilmu kedokteran, tingkat koma diukur dengan Glasgow Coma Scale (GSC). Pengukuran dengan skala ini meliputi bukaan mata (eye opening), respons verbal, dan best motor response. Untuk orang dengan kesadaran normal, setiap item diberi nilai lima, sehingga jika dijumlah bernilai 15 atau disebut GSC 15. Untuk kasus Sukma, tak satu pun dari parameter itu menunjukkan respons sehingga setiap item cuma bernilai satu. Karena itu, kondisi Sukma termasuk dalam GSC 3 atau deep coma. Dalam kondisi ini, harapan hidup pasien paling lama enam bulan.
Para ahli juga berpendapat, pasien yang koma lebih dari dua pekan, tingkat kematiannya mencapai 100 persen. Kalaupun Sukma sadar dari koma, hampir dipastikan cacat. Kecacatannya kemungkinan besar cukup parah. Kalau tidak mengalami cacat yang disebut vegetative state--kesadaran setingkat tumbuhan--atau cacat locked in sydrome, yaitu meski sadar pasien cuma bisa mengedipkan mata.(ZAQ/Rahmat Supana dan Taufik Maru)
Berita meninggalnya putri pasangan Misbach Yusa Biran dan artis Nani Wijaya ini disampaikan Dokter Sutarman selaku dokter keluarga. Sutarman menyatakan, Sukma meninggal bukan karena dipindahkan dari rumah sakit. Lima bulan dalam kondisi koma menyebabkan fungsi organ tubuh bintang sinetron ini memburuk, termasuk jantung dan paru-paru.
Sedianya, jenazah almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Batu Tapak, Pesantren Al-Ihya, Ciomas, Bogor, Jawa Barat, hari ini. Namun, rencana itu dibatalkan untuk menunggu kedatangan kakak Sukma, Tita, yang berada di Bandung, Jawa Barat. Melalui kertas yang ditempelkan di halaman rumah, keluarga Sukma mengumumkan, jenazah Sukma akan dimakamkan Ahad atau besok pukul 09.00 di TPU Batu Tapak.
Dokter Salim Haris, salah satu dokter yang merawat Sukma di Rumah Sakit Medistra mengatakan, pihaknya sudah mengingatkan keluarga untuk menyediakan kamar seperti intensive care unit (ICU) seperti di rumah sakit. Salim mengaku tak bisa mencegah keluarga memindahkan Sukma dari RS Medistra ke rumah karena hal itu hak keluarga. Salim juga menolak tuduhan kasus yang menimpa Sukma sebagai malapraktik.
Sukma dibawa ke rumah atas keinginan keluarga. Namun, pihak rumah sakit tidak menganjurkan setiap pasien dalam kondisi koma untuk dibawa pulang. Keputusan sepenuhnya ada di tangan keluarga. Kalaupun dibawa pulang, keluarga harus menyediakan semacam ruang ICU di rumah. Ketentuan ini memang dipenuhi keluarga Sukma.
Bintang sinetron Kecil-kecil Jadi Manten ini dipindahkan dari rumah sakit pukul 23.00 WIB. Waktu ini dipilih untuk menghindari kemacetan. Sebab, kondisi Sukma tidak memungkinkan bertahan lama dalam perjalanan. Sejumlah rekan sesama artis mengantar pemindahan Sukma. Di antaranya Cut Keke, Nova Eliza, Silvana Herman, dan vokalis The Fly, B`jah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com, harapan Sukma untuk pulih memang tipis. Karena, tingkat koma yang dialami Sukma termasuk parah. Dalam ilmu kedokteran, tingkat koma diukur dengan Glasgow Coma Scale (GSC). Pengukuran dengan skala ini meliputi bukaan mata (eye opening), respons verbal, dan best motor response. Untuk orang dengan kesadaran normal, setiap item diberi nilai lima, sehingga jika dijumlah bernilai 15 atau disebut GSC 15. Untuk kasus Sukma, tak satu pun dari parameter itu menunjukkan respons sehingga setiap item cuma bernilai satu. Karena itu, kondisi Sukma termasuk dalam GSC 3 atau deep coma. Dalam kondisi ini, harapan hidup pasien paling lama enam bulan.
Para ahli juga berpendapat, pasien yang koma lebih dari dua pekan, tingkat kematiannya mencapai 100 persen. Kalaupun Sukma sadar dari koma, hampir dipastikan cacat. Kecacatannya kemungkinan besar cukup parah. Kalau tidak mengalami cacat yang disebut vegetative state--kesadaran setingkat tumbuhan--atau cacat locked in sydrome, yaitu meski sadar pasien cuma bisa mengedipkan mata.(ZAQ/Rahmat Supana dan Taufik Maru)