Liputan6.com, Surabaya: Puncak Hari Penyandang Cacat Sedunia digelar di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (3/12). Acara dihadiri Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah. Selain pengibaran bendera Merah Putih, sejumlah penghargaan juga diberikan kepada yayasan dan lembaga yang aktif mengelola anak-anak cacat. Dai kondang Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym mengakhiri acara dengan ceramah.
Ratusan anak cacat dari berbagai yayasan tertib menyimak rangkaian acara. Seusai mendengarkan siraman rohani dari Aa Gym, mereka berebut menyalami pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid ini. Selanjutnya para tamu termasuk Mensos Bachtiar Chamsyah berkeliling melihat sejumlah stand yang memamerkan kerajinan buah tangan para penyandang cacat.
Suasana berbeda dilaporkan terjadi di Bandung, Jawa Barat. Di sana, peringatan Hari Penyandang Cacat Sedunia diwarnai unjuk rasa. Puluhan penderita cacat melakukan long march mulai dari Kantor Yayasan Wyata Guna, Jalan Padjadjaran, kemudian menyusuri Jalan Aceh dan berakhir di Kantor DPRD Tingkat II.
Para penyandang cacat lalu berdemonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Bandung. Dalam orasinya, mereka mengaku sering mendapat perlakuan tidak adil dari petugas pemerintahan. Pemerintah juga dinilai kurang memperhatikan fasilitas umum untuk kaum cacat.
Pada malam harinya puluhan penderita cacat melanjutkan peringatan Hari Cacat Sedunia dengan mengadakan pesta seni. Mereka mempertunjukkan legenda Sangkuriang diiringi gamelan tradisional Parahyangan. Pentas seni tersebut mendapat sambutan dari warga Bandung.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)
Ratusan anak cacat dari berbagai yayasan tertib menyimak rangkaian acara. Seusai mendengarkan siraman rohani dari Aa Gym, mereka berebut menyalami pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid ini. Selanjutnya para tamu termasuk Mensos Bachtiar Chamsyah berkeliling melihat sejumlah stand yang memamerkan kerajinan buah tangan para penyandang cacat.
Suasana berbeda dilaporkan terjadi di Bandung, Jawa Barat. Di sana, peringatan Hari Penyandang Cacat Sedunia diwarnai unjuk rasa. Puluhan penderita cacat melakukan long march mulai dari Kantor Yayasan Wyata Guna, Jalan Padjadjaran, kemudian menyusuri Jalan Aceh dan berakhir di Kantor DPRD Tingkat II.
Para penyandang cacat lalu berdemonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Bandung. Dalam orasinya, mereka mengaku sering mendapat perlakuan tidak adil dari petugas pemerintahan. Pemerintah juga dinilai kurang memperhatikan fasilitas umum untuk kaum cacat.
Pada malam harinya puluhan penderita cacat melanjutkan peringatan Hari Cacat Sedunia dengan mengadakan pesta seni. Mereka mempertunjukkan legenda Sangkuriang diiringi gamelan tradisional Parahyangan. Pentas seni tersebut mendapat sambutan dari warga Bandung.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)