Liputan6.com, Jakarta: Jenderal Purnawirawan TNI Prabowo Subianto menjadi Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2004-2009 menggantikan Siswono Yudo Husodo. Terpilihnya Prabowo mengejutkan sejumlah kalangan. Sebab, sepak terjang mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) itu tidak pernah bersentuhan dengan kegiatan inti pertanian, peternakan, dan perkebunan. Ia dikhawatirkan bakal menggiring HKTI ke kancah politik. "Jangan kita pandang seperti itu. Kita melihat petani harus dibela karena kita hidup dari petani," kata Prabowo usai Musyawarah Nasional VI HKTI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Ahad (5/12).
Prabowo berjanji memperjuangkan kepentingan petani yang dinilainya masih belum mendapat prioritas utama. Ia berencana mendesak pemerintah agar membuat kebijakan yang berpihak kepada petani, seperti menghentikan keran impor produk pertanian. Prabowo menilai, tingginya impor produk pertanian mengakibatkan petani lokal tidak mampu bersaing. Untuk mewujudkan program Munas VI HKTI, Prabowo berencana melakukan konsolidasi dengan seluruh cabang-cabang HKTI ditunjang data informasi online yang kuat.
Prabowo unggul telak dengan memperoleh 309 suara. Sementara pesaing utama Prabowo, yaitu Agustin Pulungan yang pernah menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal HKTI periode sebelumnya hanya mendapat 15 suara.(KEN/Aldi Yarman dan Mohammad Guntur)
Prabowo berjanji memperjuangkan kepentingan petani yang dinilainya masih belum mendapat prioritas utama. Ia berencana mendesak pemerintah agar membuat kebijakan yang berpihak kepada petani, seperti menghentikan keran impor produk pertanian. Prabowo menilai, tingginya impor produk pertanian mengakibatkan petani lokal tidak mampu bersaing. Untuk mewujudkan program Munas VI HKTI, Prabowo berencana melakukan konsolidasi dengan seluruh cabang-cabang HKTI ditunjang data informasi online yang kuat.
Prabowo unggul telak dengan memperoleh 309 suara. Sementara pesaing utama Prabowo, yaitu Agustin Pulungan yang pernah menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal HKTI periode sebelumnya hanya mendapat 15 suara.(KEN/Aldi Yarman dan Mohammad Guntur)