Liputan6.com, Yogyakarta: Pemilihan ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Yogyakarta dalam musyawarah daerah di Yogyakarta, Senin (6/12) petang, berlangsung ricuh. Kekacauan terjadi menyusul belum disepakatinya calon ketua dari kedua kubu.
Kericuhan berawal saat perwakilan Sentral Organisasi Karyawan Swamandiri (SOKSI) memprotes kehadiran Gandung Pardiman, salah satu calon ketua, di ruang pemilihan. Kehadiran Gandung dinilai bisa membuat tekanan politis pada calon pemilih. Agar proses pemilihan berlangsung fair, kelompok lain menghendaki calon lain juga dihadirkan dalam forum yang sama.
Protes ini justru membuat suasana menjadi panas karena sejumlah peserta musda menuduh keberatan itu sebagai buntut belum disepakatinya soal calon yang bakal dipilih. Dua kelompok berbeda kepentingan nyaris baku hantam. Sidang sempat ditunda untuk meredam emosi peserta musda.
Dalam proses pemilihan yang panas itu, peserta musda akhirnya memilih Gandung sebagai ketua DPD Partai Golkar Yogyakarta. Gandung mengalahkan Joyokusumo, adik Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dengan kemenangan Gandung ini diperkirakan suara DPD Yogyakarta pada Musyawarah Nasional di Bali, pertengahan Desember, tidak akan berpihak kepada Akbar Tandjung.
Sebelumnya, Musda Golkar Sulawesi Selatan juga rusuh. Salah seorang anggota Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) memukul Ketua Panitia Pelaksana Musda Hoist Bachtiar. Massa berseragam hijau loreng ini juga meninju anggota panitia bernama Ridwan. Ribut-ribut terjadi beberapa saat sebelum musda dimulai [baca: Musda Golkar Sulsel Ricuh].
Sementara itu, Musda Golkar Nusatenggara Barat, akhirnya memilih Gubernur Lalu Srinata sebagai ketua DPD Partai Golkar menggantikan Mesir Suryadi yang tidak mencalonkan kembali. Srinata mengantongi enam suara dari total sebelas suara yang diperebutkan dengan mengalahkan calon lainnya, Walikota Mataram Muhamad Ruslan yang hanya meraih empat suara. Sementara satu suara abstain.
Terpilihnya Srinata diperkirakan akan mengubah peta dukungan DPD Partai Golkar NTB yang selama ini mendukung Akbar Tandjung. Sejauh ini, Srinata dikenal dekat dengan massa partai yang setia mendukung Wiranto, kandidat ketua umum Golkar dalam munas di Bali.(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)
Kericuhan berawal saat perwakilan Sentral Organisasi Karyawan Swamandiri (SOKSI) memprotes kehadiran Gandung Pardiman, salah satu calon ketua, di ruang pemilihan. Kehadiran Gandung dinilai bisa membuat tekanan politis pada calon pemilih. Agar proses pemilihan berlangsung fair, kelompok lain menghendaki calon lain juga dihadirkan dalam forum yang sama.
Protes ini justru membuat suasana menjadi panas karena sejumlah peserta musda menuduh keberatan itu sebagai buntut belum disepakatinya soal calon yang bakal dipilih. Dua kelompok berbeda kepentingan nyaris baku hantam. Sidang sempat ditunda untuk meredam emosi peserta musda.
Dalam proses pemilihan yang panas itu, peserta musda akhirnya memilih Gandung sebagai ketua DPD Partai Golkar Yogyakarta. Gandung mengalahkan Joyokusumo, adik Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dengan kemenangan Gandung ini diperkirakan suara DPD Yogyakarta pada Musyawarah Nasional di Bali, pertengahan Desember, tidak akan berpihak kepada Akbar Tandjung.
Sebelumnya, Musda Golkar Sulawesi Selatan juga rusuh. Salah seorang anggota Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) memukul Ketua Panitia Pelaksana Musda Hoist Bachtiar. Massa berseragam hijau loreng ini juga meninju anggota panitia bernama Ridwan. Ribut-ribut terjadi beberapa saat sebelum musda dimulai [baca: Musda Golkar Sulsel Ricuh].
Sementara itu, Musda Golkar Nusatenggara Barat, akhirnya memilih Gubernur Lalu Srinata sebagai ketua DPD Partai Golkar menggantikan Mesir Suryadi yang tidak mencalonkan kembali. Srinata mengantongi enam suara dari total sebelas suara yang diperebutkan dengan mengalahkan calon lainnya, Walikota Mataram Muhamad Ruslan yang hanya meraih empat suara. Sementara satu suara abstain.
Terpilihnya Srinata diperkirakan akan mengubah peta dukungan DPD Partai Golkar NTB yang selama ini mendukung Akbar Tandjung. Sejauh ini, Srinata dikenal dekat dengan massa partai yang setia mendukung Wiranto, kandidat ketua umum Golkar dalam munas di Bali.(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)