Sukses

Mantan Guru Sekolah Ciputra Surabaya Berdemonstrasi

Para mantan guru menuntut Sekolah Ciputra Surabaya tak menjadikan pelajar kelinci percobaan kurikulum pendidikan internasional. Pihak sekolah mengatakan itu demi pendidikan semi-internasional.

Liputan6.com, Surabaya: Sejumlah mantan guru dan aktivis beberapa lembaga swadaya masyarakat berunjuk rasa di depan Kompleks Sekolah Ciputra Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/12). Mereka menuntut agar Barbara Cock, Direktur Eksekutif Sekolah Ciputra dan Andrew Vivian, Kepala Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Umum Ciputra, tidak menjadikan murid kelinci percobaan kurikulum pendidikan internasional.

Demonstrasi digelar beberapa saat setelah rombongan Komisi E DPRD Provinsi Jatim memasuki kompleks sekolah di kawasan Puri Widya Kencana, Kota Mandiri Citra Raya, Surabaya. Para pengunjuk rasa juga menyoroti kehadiran guru-guru asing yang diragukan nasionalismenya.

Sementara itu Ketua Harian Yayasan Ciputra Michael Utomo di hadapan anggota Dewan membantah Sekolah Ciputra tak nasionalis. Mengenai kehadiran guru-guru asing, dia menegaskan, sifatnya sementara dalam rangka menuju pendidikan semi-internasional.

Dalam situsnya dijelaskan, Sekolah Ciputra adalah sekolah nasional plus besar dengan 1.125 siswa yang sebagian besar adalah siswa-siswa Indonesia. Sekolah yang terdiri dari kelompok bermain, taman kanak-kanak, sekolah dasar, SMP, dan SMU ini didirikan Yayasan Ciputra pada 1996.

Sekolah Ciputra menerapkan kurikulum berdasarkan kerangka Primary Years Program (PYP) dan Middle Years Program (MYP) dari International Baccalaureate Organisation (IBO) di tingkat TK, SD, dan SMP. Di tingkat SMA, sekolah menawarkan dua alternatif, yaitu jalur kurikulum nasional dan Victorian Certificate of Education (VCE-Australia). Semua program dikembangkan dan disampaikan oleh guru ekspatriat (asing) dan Indonesia yang berpengalaman dan bekerja secara kolaborasi dalam lingkungan yang mendukung.(TNA/Wismoyo dan Ari Wirawan)
    Video Terkini