Liputan6.com, Banda Aceh: Ratusan dari ribuan korban tewas akibat gempa dan Tsunami di Banda Aceh dikebumikan secara massal di daerah Lambaro, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, Selasa (28/12). Pemakaman massal ini dilakukan setelah puluhan personel TNI mengumpulkan korban tewas yang sebagian besar tertimbun lumpur dan tertimpa benda-benda keras.
Dalam pengumpulan jasad para korban, personel TNI terpaksa memasukkan jenazah ke atas truk dengan menggunakan kantong plastik. Ini dilakukan lantaran tubuh para korban sudah banyak yang tak berbentuk. Setelah korban dinaikkan ke atas truk, ratusan jenazah yang sulit dikenali identitasnya ini dibawa ke daerah Lambaro. Di lokasi pemakaman, personel TNI sempat kesulitan mengangkat korban yang akan dimasukkan ke liang lahat mengingat kondisi korban yang mengenaskan dan mengeluarkan aroma tak sedap.
Di Sabang, sejumlah fasilitas umum dilaporkan sudah mulai beroperasi lagi. Di antaranya aliran listrik yang sudah kembali normal. Namun, sambungan telepon di sana hingga kini belum belum dapat berfungsi. Begitu juga dengan transportasi air dan darat yang masih terputus. Sebagian warga di sana masih dibayang-bayangi kekhawatiran gempa bumi dan Tsunami susulan. Itulah sebabnya, warga lebih suka berkumpul di luar rumah.(ORS/Zulkarnaen)
Dalam pengumpulan jasad para korban, personel TNI terpaksa memasukkan jenazah ke atas truk dengan menggunakan kantong plastik. Ini dilakukan lantaran tubuh para korban sudah banyak yang tak berbentuk. Setelah korban dinaikkan ke atas truk, ratusan jenazah yang sulit dikenali identitasnya ini dibawa ke daerah Lambaro. Di lokasi pemakaman, personel TNI sempat kesulitan mengangkat korban yang akan dimasukkan ke liang lahat mengingat kondisi korban yang mengenaskan dan mengeluarkan aroma tak sedap.
Di Sabang, sejumlah fasilitas umum dilaporkan sudah mulai beroperasi lagi. Di antaranya aliran listrik yang sudah kembali normal. Namun, sambungan telepon di sana hingga kini belum belum dapat berfungsi. Begitu juga dengan transportasi air dan darat yang masih terputus. Sebagian warga di sana masih dibayang-bayangi kekhawatiran gempa bumi dan Tsunami susulan. Itulah sebabnya, warga lebih suka berkumpul di luar rumah.(ORS/Zulkarnaen)