Sukses

Korban Tewas di Aceh Mencapai 45.268 Orang

Korban meninggal akibat badai Tsunami yang menghantam 11 negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan diperkirakan mencapai 100 ribu jiwa. Di Aceh korban tewas mencapai 45.268 orang.

Liputan6.com, Banda Aceh: Jumlah korban tewas akibat gempa dan gelombang Tsunami terus meningkat. Berdasarkan data dari Posko Penanggulangan Bencana Departemen Sosial, hingga Kamis (30/12) petang, korban akibat bencana yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara telah mencapai 45.268 jiwa. Korban tewas terbanyak berasal dari Kota Meulaboh, sekitar 15.000.

Jumlah korban tewas di Aceh Utara pun tak bisa dibilang sedikit. Sampai siang tadi, korban meninggal di kabupaten ini tercatat 1.540 orang. Sebanyak 157 mayat lainnya ditemukan di Kota Lhokseumawe. Di Kabupaten Bireun dan Pidie masing-masing terdata sebanyak 191 dan 1.359 orang tewas. Sementara di Banda Aceh, 9.032 orang meregang nyawa. Sedangkan di Aceh Jaya dan Aceh Besar korban meninggal mencapai 3.400 orang dan 9.000 tewas.

Jumlah korban meninggal diperkirakan terus bertambah karena proses evakuasi masih dilakukan tim gabungan yang terdiri dari search and rescue, TNI-Polri, relawan dan masyarakat setempat. Saat ini jumlah warga Tanah Rencong yang hilang tersapu gelombang Tsunami sudah mencapai belasan ribu orang.

Sementara menurut Palang Merah Internasional (ICRC), seluruh korban tewas akibat Tsunami yang menghantam 11 negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan bisa mencapai 100 ribu orang. Saat ini, angka resmi dari ICRC tercatat sebanyak 80.427 orang korban meninggal. Setengahnya adalah warga Indonesia.

Setelah Indonesia, Srilanka menjadi negara kedua yang penduduknya paling banyak tewas karena sapuan Tsunami. Tercatat 23.015 warga Srilanka pergi untuk selama-lamanya. Sementara korban meninggal di India tak kurang dari 10 ribu jiwa dan Thailand sebanyak 1.830 orang. Negara lainnya berturut-turut adalah Somalia (100), Myanmar (90), Malaysia (45), dan Maladewa (46), Tanzania (10), dan Bangladesh sebanyak dua orang.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu, siang tadi, mengunjungi Asrama Komando Daerah Militer Iskandar Muda di Banda Aceh. Kedatangan Ryamizard dimaksudkan untuk meringankan beban moral anak buahnya. Ryamizard meminta agar keluarga yang selamat tetap sabar menghadapi musibah ini.

Gempa yang disusul amukan Tsunami, Ahad silam, membuat sekitar 150 prajurit Kodam Iskandar Muda sampai kini belum diketahui keberadaannya. Menurut Prajurit Dua TNI Panjaitan, saat bencana terjadi dirinya sedang berada di luar rumah. "Air datang tiba-tiba, banyak rekan saya di dalam rumah terbawa arus," kata Panjaitan.

Walau selamat, bukan berarti para prajurit ini lepas dari duka. Banyak anggota keluarga atau kerabat mereka yang hingga kini belum diketahui nasibnya. Sejauh ini sekitar 1.000 orang yang terdiri dari prajurit dan warga korban bencana mengungsi di Asrama Kodam Iskandar Muda [baca: Seluruh Penghuni Asrama Brimob Lingkay Diduga Tewas].

Hingga hari kelima usai gempa dan Tsunami, seluruh rumah sakit di Banda Aceh disibukkan dengan kegiatan penanganan korban, baik yang luka-luka maupun meninggal. Di RS Kesehatan Kodam Iskandar Muda, misalnya, pasien berdatangan tiap jam bahkan menit. Terbatasnya tenaga dan fasilitas membuat pelayanan yang diberikan tak maksimal.

Semula pasokan obat-obatan dan peralatan menjadi kendala utama. Namun setelah bantuan itu tiba, kendala yang kemudian muncul adalah koordinasi bantuan dan tenaga yang melakukan kegiatan kemanusiaan. Tenaga yang dibutuhkan adalah untuk menggotong mayat yang berserakan di sekitar rumah sakit [baca: Aceh Kekurangan Tenaga Relawan].

Sementara itu, di pelataran Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh terlihat sejumlah aparat dan warga sekitar sedang membersihkan puing-puing bangunan yang berserakan. Pembersihan ini dilakukan karena pelataran masjid akan digunakan untuk salat Jumat.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)