Sukses

Pembersihan Reruntuhan di Aceh Diperkirakan Rampung Sebulan

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto memerintahkan pengiriman 20 alat berat ke Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe. Jembatan yang runtuh menghalangi pengiriman sejumlah alat berat ke Meulaboh, Aceh Barat.

Liputan6.com, Jakarta: Pembersihan puing dan perbaikan infrastruktur yang rusak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diharapkan dilakukan secepat mungkin. Departemen Pekerjaan Umum (DPU) menargetkan waktu selama satu bulan untuk membersihkan puing-puing reruntuhan pascabencana gempa dan gelombang Tsunami di Aceh. Terutama Banda Aceh, Kota Lhokseumawe, dan Meulaboh, Aceh Barat. Demikian disampaikan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto di Jakarta, Jumat (31/12).

Sebagai langkah awal, menurut Djoko, pihaknya telah mengirim 20 alat berat ke Banda Aceh dan Lhokseumawe. Namun, pendistribusian alat-alat tersebut ke Meulaboh mengalami hambatan karena sejumlah jembatan yang runtuh akibat hantaman Tsunami [baca: Meulaboh Porak-Poranda].

Adapun mengenai perbaikan infrastruktur, Djoko menambahkan, departemennya sudah mengalokasikan dana lebih dari Rp 100 miliar. Sedangkan pengiriman bantuan logistik ke Tanah Rencong masih akan menyusul dalam dua pekan mendatang. "Terhitung dari sekarang," ucap Djoko.

Sejauh ini, total kerugian materi akibat hancurnya infrastruktur di Aceh belum dapat ditaksir karena masih diteliti. Diharapkan pada pertengahan 2006, aktivitas masyarakat Aceh sudah kembali normal meski tak seratus persen. Sementara upaya rekonstruksi terus dilakukan sampai tahun 2009.

Tak cuma infrastruktur yang porak-poranda. Jumlah korban tewas pun diperkirakan terus bertambah. Terakhir, korban tewas akibat gempa dan Tsunami di Aceh dan Sumatra Utara tercatat sebanyak 79.940 jiwa. Jumlah itu bertambah setelah masuknya data baru dari daerah-daerah yang sebelumnya terisolir [baca: Jumlah Korban Tewas Kini 79.940 Orang].(AIS/Ifa Munaf dan Wisnu Murti)
    Video Terkini