Liputan6.com, Jakarta: Masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid dianggap sudah berakhir. Sebab, Presiden Wahid dinilai gagal menjalankan berbagai agenda nasional. Bahkan, kerap menciptakan polemik dan gonjang-ganjing politik lewat pernyataannya. Hal tersebut mengemuka dalam diskusi bertajuk Penyelesaian Krisis Politik dalam Perspektif Pemuda, di Jakarta, baru-baru ini.
Tampil sebagai pembicara dalam diskusi itu adalah Sekretaris Jenderal Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Viktus Murin dan Ketua Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia Jumhur Hidayat. Selain itu, hadir pula sebagai pembicara Ketua Perhimpunan Pekerja Muslim Indonesia Eggi Sudjana, deklarator Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Fahri Hamzah, dan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia H. Adhyaksa.
Saat itu, para pemimpin organisasi kepemudaan tadi bersepakat untuk memberikan pilihan kepada Gus Dur. Pertama mengundurkan diri secara sukarela. Selanjutnya, memberikan dukungan terhadap proses percepatan pengalihan kekuasaan dalam waktu dekat ini. Dalam kesempatan itu mereka juga mendukung pelaksanaan aksi demonstrasi dan mogok massal, yang sedianya digelar Senin pekan depan. Aksi tersebut diharapkan mampu menglengserkan Gus Dur dari tampuk pimpinan nasional.
Meski demikian, banyak pula peserta yang menyangsikan bahwa aksi tersebut merepresentasikan aspirasi seluruh masyarakat. Menurut rencana, aksi demo tersebut akan melibatkan ribuan massa dan berkonsenterasi di depan Istana Merdeka Jakarta Pusat.(AWD/Alfito Deannova dan Margo Mulyo)
Tampil sebagai pembicara dalam diskusi itu adalah Sekretaris Jenderal Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Viktus Murin dan Ketua Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia Jumhur Hidayat. Selain itu, hadir pula sebagai pembicara Ketua Perhimpunan Pekerja Muslim Indonesia Eggi Sudjana, deklarator Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Fahri Hamzah, dan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia H. Adhyaksa.
Saat itu, para pemimpin organisasi kepemudaan tadi bersepakat untuk memberikan pilihan kepada Gus Dur. Pertama mengundurkan diri secara sukarela. Selanjutnya, memberikan dukungan terhadap proses percepatan pengalihan kekuasaan dalam waktu dekat ini. Dalam kesempatan itu mereka juga mendukung pelaksanaan aksi demonstrasi dan mogok massal, yang sedianya digelar Senin pekan depan. Aksi tersebut diharapkan mampu menglengserkan Gus Dur dari tampuk pimpinan nasional.
Meski demikian, banyak pula peserta yang menyangsikan bahwa aksi tersebut merepresentasikan aspirasi seluruh masyarakat. Menurut rencana, aksi demo tersebut akan melibatkan ribuan massa dan berkonsenterasi di depan Istana Merdeka Jakarta Pusat.(AWD/Alfito Deannova dan Margo Mulyo)