Liputan6.com, Jakarta: Mahasiswa dari berbagai kampus se-Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan kalangan masyarakat berencana melakukan mogok nasional dan berbondong-bondong ke Istana Negara, Senin (12/3) pagi. Mereka bermaksud mendesak Presiden Abdurrahman Wahid mundur dari jabatannya sebagaimana tuntutan ribuan massa mahasiswa dalam unjuk rasa pada Ahad kemarin.
Rencananya, aksi akan dimulai dengan long march dari Kampus Universitas Indonesia Salemba menuju Istana Merdeka Jakarta. Diperkirakan, ribuan massa mahasiswa akan ambil bagian lantaran sosialisasi kegiatan itu sudah dilakukan sejak Ahad kemaren di Bundaran Hotel Indonesia. Selain mahasiswa, mogok nasional itu juga direncanakan diikuti oleh buruh, guru, dosen, ulama, karyawan, petani, pengemudi bajaj, pemuda dan pelajar. Menurut para mahasiswa, aksi itu akan berlangsung hingga Gus Dur turun dari jabatannya.
Para demonstran menilai Gus Dur sudah tidak didukung rakyat. Buktinya, masyarakat sudah tak lagi memiliki rasa aman karena maraknya gangguan keamanan dan kerusuhan, seperti di Aceh, Maluku, dan Sampit. Selain itu, nilai rupiah yang menembus batas psikologis di atas Rp 10 ribu tiap dolar Amerika Serikat pada pekan silam juga membuktikan ketidakmampuan pemerintah mengendalikan perekonomian.
Sementara itu, suasana Kota Jakarta hingga Ahad malam tampak normal. Sebagian mahasiswa yang sedianya akan melakukan unjuk rasa menggelar panggung rakyat di halaman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Salemba. Acara itu juga memperagakan pentas teater dan pemutaran film tentang Tragedi Tiananmen.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia Taufik Riyadi, aksi mahasiswa adalah pressure dari rangkaian aksi sebelumnya. Hal itu bukan langkah final mahasiswa dalam menggelindingkan agenda suksesi. Namun, Taufik menjamin, para mahasiswa sudah saling terkoordinasi untuk mencegah kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang menunggangi aksi. Ia juga berharap agar peserta unjuk rasa tidak melakukan kekerasan serta tetap berpegang pada koridor hukum dan demokrasi.
Sementara itu, Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Surojo Bimantoro menyatakan, kepolisian siap mengantisipasi rencana mogok massal. Ia mengingatkan, aksi mogok tersebut hendaknya tetap mengedepankan kepentingan umum di atas segala-galanya. Suara senada juga diungkapkan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Mulyono Sulaiman. Ia menegaskan, Polda telah berkoordinasi dengan Komando Daerah Militer Jaya dan Pemerintah DKI Jakarta. Untuk itu, sebanyak 30 satuan setingkat kompi personel polisi akan mengantisipasi gangguan kepentingan umum.
Di sisi lain, Asisten Operasional Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat Kolonel Bambang Dharmono mengimbau mayarakat untuk tidak mengkhawatirkan keberadaan angkutan umum sehubungan mogok nasional tersebut. Sebab, Kostrad telah menyiapkan sejumlah kendaraan operasional untuk menggantikan angkutan umum yang tidak beroperasi.(HFS/Tim Liputan 6 SCTV)
Rencananya, aksi akan dimulai dengan long march dari Kampus Universitas Indonesia Salemba menuju Istana Merdeka Jakarta. Diperkirakan, ribuan massa mahasiswa akan ambil bagian lantaran sosialisasi kegiatan itu sudah dilakukan sejak Ahad kemaren di Bundaran Hotel Indonesia. Selain mahasiswa, mogok nasional itu juga direncanakan diikuti oleh buruh, guru, dosen, ulama, karyawan, petani, pengemudi bajaj, pemuda dan pelajar. Menurut para mahasiswa, aksi itu akan berlangsung hingga Gus Dur turun dari jabatannya.
Para demonstran menilai Gus Dur sudah tidak didukung rakyat. Buktinya, masyarakat sudah tak lagi memiliki rasa aman karena maraknya gangguan keamanan dan kerusuhan, seperti di Aceh, Maluku, dan Sampit. Selain itu, nilai rupiah yang menembus batas psikologis di atas Rp 10 ribu tiap dolar Amerika Serikat pada pekan silam juga membuktikan ketidakmampuan pemerintah mengendalikan perekonomian.
Sementara itu, suasana Kota Jakarta hingga Ahad malam tampak normal. Sebagian mahasiswa yang sedianya akan melakukan unjuk rasa menggelar panggung rakyat di halaman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Salemba. Acara itu juga memperagakan pentas teater dan pemutaran film tentang Tragedi Tiananmen.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia Taufik Riyadi, aksi mahasiswa adalah pressure dari rangkaian aksi sebelumnya. Hal itu bukan langkah final mahasiswa dalam menggelindingkan agenda suksesi. Namun, Taufik menjamin, para mahasiswa sudah saling terkoordinasi untuk mencegah kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang menunggangi aksi. Ia juga berharap agar peserta unjuk rasa tidak melakukan kekerasan serta tetap berpegang pada koridor hukum dan demokrasi.
Sementara itu, Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Surojo Bimantoro menyatakan, kepolisian siap mengantisipasi rencana mogok massal. Ia mengingatkan, aksi mogok tersebut hendaknya tetap mengedepankan kepentingan umum di atas segala-galanya. Suara senada juga diungkapkan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Mulyono Sulaiman. Ia menegaskan, Polda telah berkoordinasi dengan Komando Daerah Militer Jaya dan Pemerintah DKI Jakarta. Untuk itu, sebanyak 30 satuan setingkat kompi personel polisi akan mengantisipasi gangguan kepentingan umum.
Di sisi lain, Asisten Operasional Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat Kolonel Bambang Dharmono mengimbau mayarakat untuk tidak mengkhawatirkan keberadaan angkutan umum sehubungan mogok nasional tersebut. Sebab, Kostrad telah menyiapkan sejumlah kendaraan operasional untuk menggantikan angkutan umum yang tidak beroperasi.(HFS/Tim Liputan 6 SCTV)