Sukses

Kepala Penjara Cipinang Dicopot

Gara-gara tak bersedia dipindahkan, sejumlah napi di LP Cipinang mengamuk dan membakar. Seorang napi tewas dan tiga lainnya luka-luka. Kepala LP dicopot Menkeh dan HAM.

Liputan6.com, Jakarta: Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Baharuddin Lopa segera bertindak pascakerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (14/03) dini hari tadi. Buktinya, dia memerintahkan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Depkeh dan HAM Adi Sujatno untuk mencopot Kepala LP Cipinang A. Takasiliang. Menurut informasi yang berhasil dihimpun, hingga saat ini Baharuddin belum menentukan penempatan Takasiliang yang pernah mengalami dua kali peristiwa pelarian narapidana beberapa waktu lampau, ke posisi yang baru.

Suasana di LP pun masih tampak tegang. Insiden itu bermula sekitar pukul 02.45 WIB, saat api mulai menjalar di Blok I, II, ruang administrasi, ruang perawatan, dan Kantor Kepala LP. Akibat peristiwa ini, seorang narapidana tewas dan tiga lainnya luka-luka. Besar dugaan, kejadian tadi dipicu oleh aksi sejumlah napi yang menolak untuk dipindahkan ke LP Nusakambangan.

Seorang napi yang tewas kemudian diketahui bernama Suryadi bin Zaelani alias Morgan. Tiga napi yang mengalami luka-luka adalah Doli, Edi Susanto, dan Nasirin. Sedangkan korban luka dari petugas LP bernama Basuki Raharjo yang sempat disandera selama dua jam oleh sejumlah napi. Kini, Basuki masih menjalani perawatan di sebuah ruang LP.

Mengetahui peristiwa kerusuhan dan kebakaran itu, Kepolisian Resor Jaktim segera menerjunkan empat unit truk pasukan Brigade Mobil. Tujuannya, untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi. Sedangkan Suku Dinas Kebakaran Jaktim juga mengirimkan 11 unit mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan kobaran api. Kendati demikian, api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 08.00 WIB tadi.

Sampai saat ini, jumlah kerugian material akibat kejadian itu belum dapat ditentukan. Sementara, beberapa tahanan kakap, seperti Bob Hasan dan Ricardo Gelael dalam kondisi sehat karena tinggal di blok khusus, yakni Blok IV. Maklum, blok yang mereka tempati tak sampai dilanda kerusuhan dan kebakaran.(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)