Liputan6.com, Jakarta: Mantan Panglima Daerah Militer Jaya Try Sutrisno ternyata tak hanya ber-islah dengan korban Tragedi Tanjungpriok. Bahkan, Kamis (15/3) pagi, mantan Wakil Presiden Indonesia itu juga menyerahkan Piagam Islah ke Presiden Abdurrahman Wahid. Dalam kesempatan itu, Try Sutrisno didampingi perwakilan keluarga korban yang tewas dalam peristiwa 12 September 1984.
Di depan Gus Dur, Try Sutrisno melaporkan bahwa dirinya dan keluarga korban Priok telah berdamai, 7 Maret silam. Penyelesaian damai itu dilakukan di depan cendekiawan muslim Nurcholish Madjid dan dilakukan dengan cara Islam.
Islah tersebut, kata Try, akan dilanjuti dengan pembentukan yayasan untuk menopang kehidupan keluarga korban Priok. Yayasan itu akan bergerak di bidang pendidikan dan koperasi. Bila tak ada aral melintang, pembentukan badan hukum yayasan tersebut akan selesai pada akhir Maret mendatang. Namun, Try enggan merinci sumber dan besarnya dana yang dikumpulkan untuk yayasan tersebut.
Sementara itu, perwakilan korban Priok Syafrudin Rambe membenarkan adanya korban yang tak menandatangani Piagam Islah. Dua tokoh partai politik A.M. Fatwa dan Abdul Qadir Djaelani termasuk korban yang tak menandatangani islah tersebut. Namun, Rambe mengatakan, kedua tokoh ini memang tak terlibat langsung dalam Tragedi Priok.(ULF/Mahmud dan Prihandoyo)
Di depan Gus Dur, Try Sutrisno melaporkan bahwa dirinya dan keluarga korban Priok telah berdamai, 7 Maret silam. Penyelesaian damai itu dilakukan di depan cendekiawan muslim Nurcholish Madjid dan dilakukan dengan cara Islam.
Islah tersebut, kata Try, akan dilanjuti dengan pembentukan yayasan untuk menopang kehidupan keluarga korban Priok. Yayasan itu akan bergerak di bidang pendidikan dan koperasi. Bila tak ada aral melintang, pembentukan badan hukum yayasan tersebut akan selesai pada akhir Maret mendatang. Namun, Try enggan merinci sumber dan besarnya dana yang dikumpulkan untuk yayasan tersebut.
Sementara itu, perwakilan korban Priok Syafrudin Rambe membenarkan adanya korban yang tak menandatangani Piagam Islah. Dua tokoh partai politik A.M. Fatwa dan Abdul Qadir Djaelani termasuk korban yang tak menandatangani islah tersebut. Namun, Rambe mengatakan, kedua tokoh ini memang tak terlibat langsung dalam Tragedi Priok.(ULF/Mahmud dan Prihandoyo)