Sukses

Dua Pesawat Garuda Mendarat Darurat di Solo

Pesawat tujuan Yogyakarta mendarat dalam waktu berdekatan di Bandara Adisumarmo, Solo, Jateng. Tindakan itu diambil karena kondisi landasan Bandara Adisucipto berbahaya untuk didarati akibat cuaca buruk.

Liputan6.com, Solo: Cuaca yang buruk beberapa hari terakhir ini membuat sejumlah penerbangan terganggu. Setelah pesawat Mandala Airlines dan Lion Air yang tergelincir, penerbangan dua pesawat Garuda Indonesia juga mengalami gangguan. Sabtu (12/2), kedua pesawat itu mendarat darurat di Bandar Udara Adisumarmo, Solo, Jawa Tengah. Pendaratan darurat diambil karena kondisi cuaca di bandara tujuan, Adisucipto, Yogyakarta, sangat buruk.

Kedua pesawat tadi mendarat dalam waktu berdekatan. Pesawat pertama Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-014 dari Jakarta tujuan Yogyakarta mendarat pukul 16.30 WIB. Enam menit kemudian pesawat Garuda GA-421 dari Mataram, Nusatenggara Barat, tujuan Yogyakarta juga mendarat di bandara tersebut. Pendaratan darurat dilakukan karena pengelola Bandara Adisucipto melaporkan kondisi landasan berbahaya untuk didarati akibat cuaca yang sangat buruk.

Situasi itu merepotkan pihak pengelola Bandara Adisumarmo karena kedatangan kedua pesawat Garuda Indonesia tersebut memperbanyak pesawat yang mendarat di sana [baca: Penerbangan Bandara Adisumarmo Padat ]. Sebelumnya Bandara Adisumarmo memperoleh limpahan penumpang dan penerbangan dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jateng, yang landasan pacunya tidak bisa digunakan karena pesawat Mandala Airlines tergelincir di areal landasan. Kendati begitu, proses pendaratan berjalan lancar. Satu jam kemudian kedua pesawat Garuda Indonesia itu kembali terbang dan mendarat dengan selamat di bandara tujuan.

Sementara itu dini hari tadi, pesawat Mandala Airlines akhirnya dapat ditarik dari luar landasan pacu Bandara Ahmad Yani, Semarang. Sekitar pukul 04.00 WIB, pesawat Boeing 737-200 itu ditarik menuju hanggar Lanud TNI AD yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi. Beberapa bagian badan pesawat rusak, terutama pada bagian kanan sayap dan roda depan. Pada sisi kanan juga ditemukan dua lubang. Namun secara keseluruhan badan pesawat relatif masih utuh.

Tim evakuasi pesawat yang bekerja sejak kemarin pagi sempat mendapat kesulitan karena alat yang tersedia untuk menarik badan pesawat tak memadai. Proses evakuasi akhirnya dilanjutkan tadi malam dengan menggunakan peralatan yang lebih canggih.

Lambannya evakuasi pesawat menyebabkan landasan pacu Bandara Ahmad Yani tidak dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar. Hanya pesawat berukuran kecil yang dapat mendarat di bandara ini. Namun pagi ini, penerbangan di Bandara Ahmad Yani dipastikan kembali beroperasi. Seluruh maskapai penerbangan kemungkinan sudah diperbolehkan landing maupun take off.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum dapat memastikan penyebab tergelincirnya pesawat Boeing 737-200 milik Mandala Airlines. Kepastian penyebab musibah ini baru akan diketahui dua bulan mendatang.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)