Sukses

Al Hilal Hamdi: Saya Merasa Lebih Ringan

Keputusan PAN untuk memecat Al Hilal Hamdi karena berkeras menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi memang pahit. Al Hilal lebih memilih melayani publik dibanding partai.

Liputan6.com, Jakarta: Atas nama pelayanan publik, Al Hilal Hamdi rela berpisah dari Partai Amanat Nasional. Pria yang terakhir tercatat sebagai anggota majelis penasihat PAN itu memilih dipecat dari partai berlambang matahari itu. Karena ingin menyelesaikan pekerjaan rumah sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. "Keputusan itu memang pahit buat saya dan PAN," kata Al Hilal dalam telewicara dari Gedung DPR dengan Indiarto Priadi di Studio SCTV Jakarta, Kamis (15/3) petang.

"Saya (merasa) lebih ringan," kata mantan Sekretaris Jenderal PAN pada 1998-1999 itu, santai. Dia mengaku telah mengetahui keputusan partai tersebut lewat A.M. Fatwa. Dia menambahkan, dalam pertemuan Rabu kemarin, pengurus PAN dan dirinya telah menjelaskan sikap masing-masing. Al Hilal disuruh mundur dari Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid karena PAN telah menarik dukungan terhadap Gus Dur. Sedangkan Al Hilal berkeras tetap melayani masyarakat di tengah gonjang-ganjing politik. Sebagai pribadi, tambah dia, hubungannya dengan tokoh PAN masih seperti dahulu.

Dia mengakui, pada awalnya, Yahya Muhaimin, Bambang Sudibyo, Al Hilal, dan Hasballah M. Saad direkomendasikan PAN untuk menjadi menteri. Tapi, setelah pergantian kabinet, dirinya dan Yahya Muhaimin tetap diminta untuk membantu Kabinet Presiden Wahid. Pada saat itu, keduanya tak lagi mendapat garansi dari PAN. Tapi, karena keinginan pribadi Gus Dur. Apakah itu berarti Partai Kebangkitan Bangsa telah melamar Al Hilal? "Untuk sementara saya jeda berpolitik dahulu," kata dia tertawa. Sejauh ini, "Yang melamar masih dari kalangan buruh," kata dia, lagi-lagi sembari tertawa.

Sementara itu, dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis siang, Al Hilal berterima kasih atas pemecatan tersebut. Dengan begitu, dirinya tak perlu lagi repot-repot mengurusi partai. Al Hilal memastikan tak akan meletakkan jabatannya karena harus menyelesaikan dua undang-undang yang saat ini tengah dibahas DPR. Hilal mengaku menemui Presiden Wahid dan menyampaikan bahwa partainya telah menarik dukungan dan tak mau bekerja sama dengan Gus Dur, awal Agustus silam. Tapi, tambah dia, Presiden Wahid malah mengajak Al Hilal untuk tetap bekerja sama.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini