Liputan6.com, Jakarta: Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Munir dan penyidik Polri akan menggelar prarekonstruksi kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) itu pekan depan. Prarekonstruksi akan dilaksanakan di ground area Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Demikian dikemukakan Ketua TPF Kasus Munir Brigadir Jenderal Polisi Marsudi Hanafi di Jakarta, Selasa (15/2).
Selain berkepentingan mengungkap kasus ini, TPF akan mengawasi kinerja penyidik Markas Besar Polri yang menangani kasus Munir. TPF juga memberikan beberapa rekomendasi kepada penyidik Polri untuk menjadi bahan penyelidikan. Di antaranya, tidak ada rekaman CCTV (closed circuit television) pada pintu masuk atau Gate 5E pada tanggal keberangkatan Munir. Padahal, ini menjadi tugas dan wewenang pihak Angkasa Pura. Tim juga meminta penyelidikan terhadap Kapten Pilot Garuda Pollycarpus [baca: Usman Hamid Meminta Polri Merekonstruksi Kasus Munir].
Hingga kini, tercatat 93 saksi sudah diperiksa penyidik Polri. Sedangkan saksi yang duduk di kursi tepat di sebelah Munir saat kejadian, 7 September 2004, yakni Mr Lee, belum memenuhi panggilan Polri karena masih berada di Belanda.(TNA/Nina Bahri dan Amar Sujarwadi)
Selain berkepentingan mengungkap kasus ini, TPF akan mengawasi kinerja penyidik Markas Besar Polri yang menangani kasus Munir. TPF juga memberikan beberapa rekomendasi kepada penyidik Polri untuk menjadi bahan penyelidikan. Di antaranya, tidak ada rekaman CCTV (closed circuit television) pada pintu masuk atau Gate 5E pada tanggal keberangkatan Munir. Padahal, ini menjadi tugas dan wewenang pihak Angkasa Pura. Tim juga meminta penyelidikan terhadap Kapten Pilot Garuda Pollycarpus [baca: Usman Hamid Meminta Polri Merekonstruksi Kasus Munir].
Hingga kini, tercatat 93 saksi sudah diperiksa penyidik Polri. Sedangkan saksi yang duduk di kursi tepat di sebelah Munir saat kejadian, 7 September 2004, yakni Mr Lee, belum memenuhi panggilan Polri karena masih berada di Belanda.(TNA/Nina Bahri dan Amar Sujarwadi)