Sukses

Ricuh di Sidang Paripurna DPR

Anggota Fraksi PDIP menyerbu Ketua DPR Agung Laksono karena tidak setuju dengan dua opsi yang akan dipilih dalam voting. Sidang paripurna diskors sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Liputan6.com, Jakarta: Sidang paripurna di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/3) petang, dengan agenda voting mengambil keputusan soal kenaikan harga bahan bakar minyak ricuh. Keributan terjadi setelah Ketua DPR Agung Laksono memutuskan dua opsi yang akan dipilih anggota Dewan. Pilihan pertama menugaskan Komisi VII, Komisi XI, dan Panitia Anggaran membicarakan kembali kenaikan BBM atau perlu tidaknya DPR mengeluarkan sikap resmi [baca: Sidang Paripurna DPR Dimulai].

Usai palu diketuk, anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) seperti Mangara Siahaan dan Aria Bima langsung mendatangi Agung Laksono. Mereka memprotes sikap Agung. Anggota DPR dari fraksi berbeda memburu ke meja pimpinan dan mencoba menahan emosi sejumlah anggota F-PDIP yang mengamuk. Anggota Dewan saling dorong dan nyaris baku hantam. Para anggota fraksi "moncong putih" terpaksa ditenangkan petugas keamanan DPR.

Sidang paripurna akhirnya diskors Wakil Ketua DPR Zainal Ma`arif sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Waktu skors besar kemungkinan akan dipakai para anggota fraksi untuk kembali melakukan lobi sebelum menentukan sikap saat pemungutan suara.

Sebelum timbul kericuhan, sidang paripurna di Ruang Nusantara II ini memang diwarnai hujan interupsi dan saling lontar pernyataan. Anggota F-PDIP, misalnya, menolak opsi yang menugaskan Komisi VII, Komisi XI, dan Panitia Anggaran membicarakan lagi kenaikan harga BBM. Mereka lebih menginginkan agar Dewan segera memutuskan menerima atau menolak kenaikan BBM. Sikap F-PDIP itu didukung anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa dan Fraksi Partai Damai Sejahtera (F-PDS). Sebaliknya, Fraksi Partai Golongan Karya dan Fraksi Partai Demokrat meminta pemungutan suara dengan dua opsi itu tetap dilangsungkan.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)