Liputan6.com, Sanur: Megawati Sukarnoputri terpilih kembali sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk periode 2005-2010. Megawati terpilih secara aklamasi dalam sidang pleno Kongres ke-2 PDIP di kawasan Sanur, Bali, Kamis (31/3). Kongres juga menetapkan Megawati dalam sistem formatur tunggal. Pengumuman dewan pengurus partai banteng dalam lingkaran ini akan diumumkan malam nanti.
Penetapan ketua umum ini lebih cepat dari jadwal semula. Keputusan dilakukan di tengah sidang yang sebenarnya mengagendakan hasil sidang komisi. Setelah hasil sidang komisi organisasi dibacakan, pimpinan sidang Frans Leburaya yang juga Ketua DPD PDIP Nusatenggara Timur itu menawarkan pada forum untuk pemilihan ketua umum. Meski sempat terjadi interupsi, pemilihan ketua umum tetap dilanjutkan.
Di tengah gemuruh para peserta sidang yang mendukung Megawati, Frans langsung menetapkan Megawati sebagai ketua umum. Penetapan ini dilakukan tanpa voting setelah pimpinan sidang yakin Megawati mendapatkan dukungan lebih dari 75 persen suara utusan. Tata cara pemilihan ini berdasarkan hasil sidang komisi organisasi yang dibacakan sebelumnya.
Setelah pemilihan ketua umum, fokus diarahkan pada pemilihan kursi jabatan sekretaris jenderal DPP PDIP yang dianggap posisi strategis. Sejauh ini, sudah beredar nama-nama yang bakal bersaing, di antaranya Jacob Nuwa Wea, Sonny Keraf, Pramono Anung, dan Roy B.B. Janis. Nama terakhir ini cukup mengejutkan mengingat Roy adalah salah satu tokoh PDIP Pembaruan yang dianggap berseberangan dengan Megawati.
Di sisi lain, sejumlah tokoh-tokoh PDIP Pembaruan mulai meninggalkan arena kongres yang sedianya ditutup pada 2 April mendatang. Mereka membantah menggelar kongres tandingan pada Selasa silam. Menurut mereka itu hanya pertemuan biasa [baca: Megawati Digugat ke Pengadilan].
Terpilihnya kembali Megawati menjadi penutup akhir perseteruan untuk menempati kursi nomor satu di tubuh partai pemenang Pemilihan Umum 1999. Sebelumnya, sejumlah tokoh PDIP yang tergabung dalam kelompok pembaruan bertekad menempatkan orang baru dalam kepemimpinan PDIP buat lima tahun mendatang. Sebut saja nama Guruh Sukarnoputra, Laksamana Sukardi, Roy B.B. Janis hingga Sophan Sophiaan. Tapi, dari keempat nama tersebut, Sophan sudah mundur terlebih dahulu sebelum kongres dimulai [baca: Sophan Sophiaan Mundur].
Kemenangan Megawati ini memang sudah didengung-dengungkan kelompok yang berseberangan dengan kelompok pembaruan. Terakhir, pada saat kongres berlangsung, Wakil Sekjen PDIP Pramono Anung menyatakan sekitar 95 persen hasil konferensi cababang PDIP mendukung pencalonan kembali dan mayoritas sepakat menjadikan Megawati sebagai calon tunggal ketua umum [baca: Kedua Kubu PDIP Saling Klaim Dukungan].(ORS/Alam Burhanan)
Penetapan ketua umum ini lebih cepat dari jadwal semula. Keputusan dilakukan di tengah sidang yang sebenarnya mengagendakan hasil sidang komisi. Setelah hasil sidang komisi organisasi dibacakan, pimpinan sidang Frans Leburaya yang juga Ketua DPD PDIP Nusatenggara Timur itu menawarkan pada forum untuk pemilihan ketua umum. Meski sempat terjadi interupsi, pemilihan ketua umum tetap dilanjutkan.
Di tengah gemuruh para peserta sidang yang mendukung Megawati, Frans langsung menetapkan Megawati sebagai ketua umum. Penetapan ini dilakukan tanpa voting setelah pimpinan sidang yakin Megawati mendapatkan dukungan lebih dari 75 persen suara utusan. Tata cara pemilihan ini berdasarkan hasil sidang komisi organisasi yang dibacakan sebelumnya.
Setelah pemilihan ketua umum, fokus diarahkan pada pemilihan kursi jabatan sekretaris jenderal DPP PDIP yang dianggap posisi strategis. Sejauh ini, sudah beredar nama-nama yang bakal bersaing, di antaranya Jacob Nuwa Wea, Sonny Keraf, Pramono Anung, dan Roy B.B. Janis. Nama terakhir ini cukup mengejutkan mengingat Roy adalah salah satu tokoh PDIP Pembaruan yang dianggap berseberangan dengan Megawati.
Di sisi lain, sejumlah tokoh-tokoh PDIP Pembaruan mulai meninggalkan arena kongres yang sedianya ditutup pada 2 April mendatang. Mereka membantah menggelar kongres tandingan pada Selasa silam. Menurut mereka itu hanya pertemuan biasa [baca: Megawati Digugat ke Pengadilan].
Terpilihnya kembali Megawati menjadi penutup akhir perseteruan untuk menempati kursi nomor satu di tubuh partai pemenang Pemilihan Umum 1999. Sebelumnya, sejumlah tokoh PDIP yang tergabung dalam kelompok pembaruan bertekad menempatkan orang baru dalam kepemimpinan PDIP buat lima tahun mendatang. Sebut saja nama Guruh Sukarnoputra, Laksamana Sukardi, Roy B.B. Janis hingga Sophan Sophiaan. Tapi, dari keempat nama tersebut, Sophan sudah mundur terlebih dahulu sebelum kongres dimulai [baca: Sophan Sophiaan Mundur].
Kemenangan Megawati ini memang sudah didengung-dengungkan kelompok yang berseberangan dengan kelompok pembaruan. Terakhir, pada saat kongres berlangsung, Wakil Sekjen PDIP Pramono Anung menyatakan sekitar 95 persen hasil konferensi cababang PDIP mendukung pencalonan kembali dan mayoritas sepakat menjadikan Megawati sebagai calon tunggal ketua umum [baca: Kedua Kubu PDIP Saling Klaim Dukungan].(ORS/Alam Burhanan)