Liputan6.com, Surabaya: Ratusan sopir angkutan kota dari beberapa trayek yang melewati Jalan Raya Tandes, Surabaya, Jawa Timur, mogok beroperasi, belum lama ini. Pengunjuk rasa juga memblokir akses masuk ke wilayah Jalan Raya Tandes. Mereka menuntut Pemerintah Kota Surabaya segera memperbaiki jalan yang rusak di kawasan Tandes yang menjadi jalur mereka. Pengunjuk rasa juga mengancam meneruskan mogok beroperasi jika tuntutan tak dipenuhi.
Dalam orasinya, para sopir menilai Pemkot Surabaya tak memperhatikan kondisi Jalan Raya Tandes. Sejak tahun kemarin, jalan raya ini dibiarkan berlubang. Rusaknya jalan diperparah banyaknya armada berat, seperti truk kontainer. Akibatnya, para sopir harus mengeluarkan dana ekstra untuk merawat kendaraan mereka. Menurut salah seorang sopir, Hartono, setiap bulan ia harus mengeluarkan dana sedikitnya Rp 2,5 juta untuk perawatan. Padahal, pendapatannya dalam sebulan hanya sekitar Rp 1 juta.
Menanggapi tuntutan para sopir, Dinas Bina Marga dan instansi yang berwenang langsung menerjunkan para pekerjanya. Mereka berusaha menyedot air yang menggenang di sekitar Jalan Raya Tandes. Ini dilakukan untuk mengantisipasi berlanjutnya mogok para sopir angkot. Pasalnya, aksi tersebut telah menelantarkan sejumlah penumpang.(ORS/Nurul Rahmwati dan Ari Wiryawan)
Dalam orasinya, para sopir menilai Pemkot Surabaya tak memperhatikan kondisi Jalan Raya Tandes. Sejak tahun kemarin, jalan raya ini dibiarkan berlubang. Rusaknya jalan diperparah banyaknya armada berat, seperti truk kontainer. Akibatnya, para sopir harus mengeluarkan dana ekstra untuk merawat kendaraan mereka. Menurut salah seorang sopir, Hartono, setiap bulan ia harus mengeluarkan dana sedikitnya Rp 2,5 juta untuk perawatan. Padahal, pendapatannya dalam sebulan hanya sekitar Rp 1 juta.
Menanggapi tuntutan para sopir, Dinas Bina Marga dan instansi yang berwenang langsung menerjunkan para pekerjanya. Mereka berusaha menyedot air yang menggenang di sekitar Jalan Raya Tandes. Ini dilakukan untuk mengantisipasi berlanjutnya mogok para sopir angkot. Pasalnya, aksi tersebut telah menelantarkan sejumlah penumpang.(ORS/Nurul Rahmwati dan Ari Wiryawan)