Liputan6.com, Kuala Lumpur: Berbicara tentang obyek wisata Malaysia tentu akan teringat dengan gedung pencakar langit mereka, Menara Petronas dan Menara Kuala Lumpur atau dikenal Menara Kembar Petronas. Tak akan lengkap rasanya jika berkunjung ke Malaysia tanpa mampir ke gedung kebanggan rakyat Negeri Jiran itu. Menara kembar dengan ketinggian 451,9 meter dari permukaan tanah dan terdiri 88 lantai ini pernah menjadi gedung tertinggi di dunia, sebelum Taipei 101 di Taiwan berdiri menggantikan posisinya.
Menara Petronas dan Menara Kuala Lumpur yang menjadi ikon Malaysia, berdiri kokoh dan megah di Bukit Nanas, di pusat Kota Kuala Lumpur. Desain menara dibuat Cesar Pelli and Associates dari Amerika Serikat yang bekerja sama dengan para arsitek dalam negeri. Menara Kuala Lumpur (Kuala Lumpur Tower)dibangun sebagai menara telekomunikasi dan pemancar siaran sekaligus obyek wisata. Lokasi ini sangat mudah dijangkau dengan berbagai sarana transportasi, seperti bus, kereta maupun monorel.
Untuk naik ke atas gedung, pengunjung mesti mengambil nomor antrean terlebih dahulu. Tapi selama menunggu, tidak perlu khawatir, di lantai dasar pengunjung bisa berbelanja berbagai suvenir untuk oleh-oleh. Di sini ada Suria KLCC, mal paling mewah di Kuala Lumpur. Arsitektur menara juga sangat indah untuk dinikmati. Rancangan gedung bertingkat 88 lantai ini menggabungkan teknologi tinggi dengan seni budaya. Setiap lantai membentuk bintang delapan titik, yang diilhami oleh pola dari kebudayaan Islam Malaysia.
Yang paling menarik adalah bagian kepala menara. Dengan menggunakan lift, pengunjung akan sampai di puncak menara. Setiba di puncak, wisatawan bisa memandang seluruh sudut panorama Kuala Lumpur. Panorama Malaysia pun bisa dinikmati dari lantai 41, di jembatan penghubung dua gedung. Tapi di puncak menara pengunjung bisa memandang keindahan Kuala Lumpur sambil menikmati berbagai menu makanan yang disajikan restoran berputar, mulai dari menu Eropa, Cina dan tentunya masakan khas Malaysia. Seri Angkasa nama restoran tersebut. Di sini, pengunjung akan disuguhi atraksi pembuatan minuman khas Malaysia, teh tarik.
Malaysia pun memiliki obyek wisata Gua Batu (Batu Caves). Untuk menuju ke gua, pengunjung memerlukan waktu antara 30 menit hingga 40 menit menggunakan bus intrakota nomor 11 atau menumpang cityliner nomor 68. Gua alam yang besar dan luas ini dipenuhi relief serta biorama juga Candi Hindu. Semuanya menggambarkan Dewa Muruga. Untuk mencapai Gua Batu, pengunjung harus menapaki 270 anak tangga. Monyet-monyet yang banyak ditemukan seakan menemani pengunjung selama pendakian.
Setiba di mulut gua, pengunjung akan disambut banyak pedagang yang menjual aneka ragam barang berkaitan dengan sejarah gua ini. Dinding gua dipenuhi relief dan biorama gua yang menggambarkan perjalanan Dewa Muruga. Relief dan biorama itu menuntun pengunjung menuju candi sekaligus tempat persembahyangan umat Hindu. Ada dua tempat persembahyangan, yakni untuk para lajang dan bagi mereka yang sudah berkeluarga.
Sebelum meninggalkan Kuala Lumpur, pengunjung bisa membeli oleh-oleh di Central Market. Berbagai cenderamata dapat ditemukan di sana. Bagi yang hobi berbelanja, Kuala Lumpur mempunyai banyak pusat perbelanjaan yang di waktu-waktu tertentu memberikan diskon menarik.(DEN/Retno Pinasti dan Agus Ginandjar)
Menara Petronas dan Menara Kuala Lumpur yang menjadi ikon Malaysia, berdiri kokoh dan megah di Bukit Nanas, di pusat Kota Kuala Lumpur. Desain menara dibuat Cesar Pelli and Associates dari Amerika Serikat yang bekerja sama dengan para arsitek dalam negeri. Menara Kuala Lumpur (Kuala Lumpur Tower)dibangun sebagai menara telekomunikasi dan pemancar siaran sekaligus obyek wisata. Lokasi ini sangat mudah dijangkau dengan berbagai sarana transportasi, seperti bus, kereta maupun monorel.
Untuk naik ke atas gedung, pengunjung mesti mengambil nomor antrean terlebih dahulu. Tapi selama menunggu, tidak perlu khawatir, di lantai dasar pengunjung bisa berbelanja berbagai suvenir untuk oleh-oleh. Di sini ada Suria KLCC, mal paling mewah di Kuala Lumpur. Arsitektur menara juga sangat indah untuk dinikmati. Rancangan gedung bertingkat 88 lantai ini menggabungkan teknologi tinggi dengan seni budaya. Setiap lantai membentuk bintang delapan titik, yang diilhami oleh pola dari kebudayaan Islam Malaysia.
Yang paling menarik adalah bagian kepala menara. Dengan menggunakan lift, pengunjung akan sampai di puncak menara. Setiba di puncak, wisatawan bisa memandang seluruh sudut panorama Kuala Lumpur. Panorama Malaysia pun bisa dinikmati dari lantai 41, di jembatan penghubung dua gedung. Tapi di puncak menara pengunjung bisa memandang keindahan Kuala Lumpur sambil menikmati berbagai menu makanan yang disajikan restoran berputar, mulai dari menu Eropa, Cina dan tentunya masakan khas Malaysia. Seri Angkasa nama restoran tersebut. Di sini, pengunjung akan disuguhi atraksi pembuatan minuman khas Malaysia, teh tarik.
Malaysia pun memiliki obyek wisata Gua Batu (Batu Caves). Untuk menuju ke gua, pengunjung memerlukan waktu antara 30 menit hingga 40 menit menggunakan bus intrakota nomor 11 atau menumpang cityliner nomor 68. Gua alam yang besar dan luas ini dipenuhi relief serta biorama juga Candi Hindu. Semuanya menggambarkan Dewa Muruga. Untuk mencapai Gua Batu, pengunjung harus menapaki 270 anak tangga. Monyet-monyet yang banyak ditemukan seakan menemani pengunjung selama pendakian.
Setiba di mulut gua, pengunjung akan disambut banyak pedagang yang menjual aneka ragam barang berkaitan dengan sejarah gua ini. Dinding gua dipenuhi relief dan biorama gua yang menggambarkan perjalanan Dewa Muruga. Relief dan biorama itu menuntun pengunjung menuju candi sekaligus tempat persembahyangan umat Hindu. Ada dua tempat persembahyangan, yakni untuk para lajang dan bagi mereka yang sudah berkeluarga.
Sebelum meninggalkan Kuala Lumpur, pengunjung bisa membeli oleh-oleh di Central Market. Berbagai cenderamata dapat ditemukan di sana. Bagi yang hobi berbelanja, Kuala Lumpur mempunyai banyak pusat perbelanjaan yang di waktu-waktu tertentu memberikan diskon menarik.(DEN/Retno Pinasti dan Agus Ginandjar)