Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menghimbau masyarakat bekerja dari rumah atau work from home (WFH) seiring merebaknya pandemi virus Corona. Kondisi ini berdampak bagi dunia industri termasuk asuransi.
Meski demikian, himbauan WFH bukan menjadi alasan untuk tidak memberikan layanan maksimal bagi industri asuransi. Seperti yang dilakukan Bindcover sebagai platform asuransi digital (insurtech - insurance technology), yang memastikan tetap dapat optimal memberikan layanan di masa saat ini.
Baca Juga
“WFH ini justru menjadi momen yang tepat untuk membuktikan bahwa industri asuransi telah mampu beralih dari sistem konvensional ke digital. Aktivitas bisnis asuransi bisa dilakukan remote dan paperless. Justru di sini Bindcover dapat menunjukkan adanya peningkatan efisiensi waktu dan biaya secara signifikan. WFH akan menjadi gaya hidup baru dan Bindcover siap memberikan layanan asuransi secara optimal,” jelas Pendiri Bindcover, Victor Roy, Rabu (1/4/2020).
Advertisement
Dia mengatakan jika Bindcover siap memberikan layanan kebutuhan antara pialang (broker) dan perusahaan asuransi agar tetap berjalan nyaman dan lancar selama WFH.
"Bindcover.com dapat diakses kapan saja dan dimana saja 24 jam nonstop, untuk proses risk placement dan underwriting dengan sistem cloud,” ungkap Victor.
Proses Placement dan Underwriting Jadi Praktis dan Efisien
Bindcover merupakan platform Insurance Broker Marketplace (IBM) pertama di Indonesia dan telah mendapatkan status tercatat di OJK per tanggal 10 Februari 2020.
Platform ini dapat mengkoneksikan broker dan underwriter dari seluruh wilayah Tanah Air, bahkan sampai ke luar negeri untuk penempatan Reasuransi.
“Umumnya proses risk placement yang complex oleh broker dapat memakan waktu 7 hari atau lebih dan kurang terorganisir dengan baik karena masih menggunakan email. Namun, dengan platform kami di Bindcover, risk manager (broker) dan underwriter (asuransi) difasilitasi dengan fitur fitur canggih sehingga melakukan pekerjaannya dengan nyaman, instan dan lebih tertata. Bindcover dapat memangkas waktu proses placement hingga 50 persen,” tambah Victor.
Keberadaan platform Bindcover ini maka perusahaan asuransi dapan memilih risiko sesuai dengan kebijakan underwriting perusahaan dan kegiatan marketing dengan konsep WFH menjadi lebih feasible.
Dari sisi pialang (broker) akan lebih mudah menempatkan risiko kepada perusahaan perusahaan asuransi yang ada di Indonesia. Semua data yang masuk ke platform akan langsung disimpan ke sistem cloud dan paperless.
“Keuntungan lainnya dengan menggunakan platform Bindcover ini, pihak Broker maupun Asuransi akan lebih mudah untuk menarik data risiko sehingga memudahkan mereka untuk pelaporan maupun audit dari OJK,” jelas dia.
Bindcover merupakan platform online pertama di Indonesia untuk mengasuransikan aset-aset yang bernilai tinggi seperti Pabrik, Gedung, Konstruksi, Cargo, Rangka kapal hingga Oil Rigs. Aset-aset seperti ini biasanya membutuhkan beberapa underwriter (perusahaan asuransi atau reasuransi) karena nilainya yang sangat tinggi.
Hadirnya Bindcover, Risk Manager (broker) tak perlu lagi kesulitan mencari perusahaan-perusaaan tersebut. Mereka cukup melakukan placement ke dalam platform Insurance Broker Marketplace (IBM), dan nantinya underwriter yang akan melakukan bidding. Dengan Bindcover proses placement menjadi praktis dan efisien.
“Bindcover bangga karena menjadi perusahaan insurtech pertama dalam klaster Insurance Broker Marketplace di Indonesia dan sudah diberikan pencatatan oleh OJK. Ke depannya Bindcover akan selalu berkembang untuk mendukung kebutuhan industri asuransi,” jelas Victor.
Advertisement