Sukses

Tak Hanya Lokasi, Tren Konsumen Properti Mulai Perhatikan Masalah Kesehatan

Kualitas hidup dan kualitas kesehatan merupakan prioritas nomor satu masyarakat menengah ke atas

Liputan6.com, Jakarta Tren konsumen properti mulai berubah sejak pandemi Covid-19 muncul. Kini banyak konsumen atau masyarakat yang memilih hunian dengan memperhatikan masalah lingkungan dan aspek kesehatan.

Pertimbangan lain memilih wilayah yang bisa menyatu dengan alam. Sebelumnya,  faktor lokasi menjadi penentu utama masyarakat memilih hunian. 

Analis properti Indonesia, Yayat Supriyatna mengatakan, tren properti saat ini mengarah ke jenis landed house di sub-urban seiring dengan kebutuhan masyarakat untuk memitigasi risiko psikologis yang dihadapi di masa pandemi dan aktivitas di perkotaan yang sudah penuh sesak.

“Sekarang ini kelihatannya masyarakat ingin berinvestasi membeli rumah di kawasan pinggiran yang bagus, yang asri, tetapi dengan bentuk investasi langsung. Tren kebutuhan perumahan ke depan itu betul-betul perumahan yang memberikan rasa nyaman dan aman,” kata dia, seperti dikutip Senin (22/6/2020).

Wilayah sub-urban memiliki beberapa keunggulan, dari kualitas udara yang lebih bersih, potensi ruang terbuka masih besar, serta kondisi keamanan dan kenyamanan masih bagus.  Kondisi sistem utilitas atau prasarana dan sarana lingkungannya juga mendukung, mudah akses transportasi dengan tingkat kepadatan rendah.

“Lebih baik bila ada service pelayanan kesehatan. Misalnya ada ruang perawatan, semacam medical center, pengembang dapat berkolaborasi dengan penyedia jasa kesehatan,” jelas dia.

Dia menuturkan, kualitas hidup dan kualitas kesehatan merupakan prioritas nomor satu masyarakat menengah ke atas sehingga tren konsumen ke depan dalam memilih hunian juga akan lebih cermat.

“Bukan bertanya pada berapa harganya, tapi lebih bertanya mengenai faktor kesehatan, keamanan, dan kualitas hidup,” tambah dia.

Wilayah Bandung bagi Yayat merupakan salah satu target wilayah konsumen saat ini. Bandung Utara dan Bandung Selatan memiliki kualitas udara yang baik, ketenangan, dan lingkungan yang asri.

“Jadi potensi industri properti di Bandung cukup bagus. Selama demand-nya masih tinggi, suplainya masih cukup. Saya kira tren kebutuhannya akan semakin meningkat. Apalagi pada kelompok milenial,” ujar Yayat.

Tonton Video Ini

2 dari 2 halaman

Jadi Kebutuhan

Salah satu peralihan tren minat konsumen ke hunian bernuansa alam terlihat dari tren penjualan perumahan di kawasan Podomoro Park Bandung.

Tedi Guswana, Marketing General Manager Podomoro Park Bandung menjelaskan, Podomoro Park membaca kebutuhan konsumen sejak sebelum pandemi COVID-19.

Aspek kesehatan merupakan faktor utama setiap individu terutama konsumen dalam mencari hunian. Hal ini sejalan dengan konsep “Harmony with Nature” dengan 5 elemen alam hunian dan kawasan yang dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis sehingga dapat mewujudkan keluarga yang sehat.

“Kunci dalam menjalankan aktivitas adalah sehat dan Podomoro Park menerapkan ini di semua lini huniannya. Pertama adanya ruang terbuka hijau dengan rimbunnya pepohonan, danau megah sepanjang 1 km, udara yang masih segar, dan pemandangan pegunungan Bandung Selatan,” ungkap Tedi.

Konsep perumahan yang dibangun unit bisnis Agung Podomoro Land Tbk dikatakan mengedepankan aspek kesehatan lingkungan yang didukung dengan infrastruktur yang sudah matang.

Setiap rumah sehat Podomoro Park dan beragam fasilitas pendukungnya sudah dirancang secara komprehensif sehingga telah sangat memenuhi seluruh aspek kehidupan penghuninya.

Sebagai rumah sehat, disebut Podomoro Park Bandung juga bernilai investasi yang prospektif karena dikembangkan di lokasi strategis sebagai sunrise property.

Aksesibilitas juga mudah dijangkau, terhitung hanya 2 km dari gerbang tol Buahbatu. Apalagi, ke depan akan dibangun stasiun LRT di depan kawasan Podomoro Park Bandung yang terkoneksi dengan kereta cepat Jakarta-Bandung.