Liputan6.com, Jakarta Dianggap praktis, aman, cepat, dan menawarkan banyak keuntungan, pemakaian transaksi elektronik dengan menggunakan aplikasi dompet digital atau e-wallet semakin meningkat dalam 2 tahun terakhir.
Transaksi elektronik juga dianggap lebih aman dan sesuai dengan protokol kesehatan kala pandemi COVID 19 masih belum usai.
Baca Juga
Dalam tiga bulan terakhir ini, bahkan e-wallet semakin menjadi pilihan utama konsumen dalam melakukan pembayaran di gerai-gerai belanja online dan offline.
Advertisement
Untuk mengetahui trend perilaku ini, Aplikasi online untuk riset pasar Snapcart melakukan survei online selama 3 bulan ( periode Juni, Juli, dan Agustus). Riset mencakup seluruh wilayah Indonesia, dengan responden dipilih sebanyak 1.000 orang.
Tercatat beberapa e-wallet dengan laju pertumbuhan paling pesat di 2020. Dalam survei tersebut menyebutkan ShopeePay merupakan e-wallet yang mengalami pertumbuhan paling pesat, kemudian diikuti OVO, GoPay, Dana, dan LinkAja.
"ShopeePay saat ini merupakan e-wallet yang memiliki laju pertumbuhan paling pesat dari awal tahun 2020 ini," ujar Direktur Snapcart Indonesia, Astrid Williandry, Senin (24/8/2020)
Dikatakan, gencarnya strategi ShopeePay dalam menjangkau dan memperoleh konsumen baru, yang terlihat salah satunya melalui kelengkapan fitur dan menambah jangkauan merchant di seluruh Indonesia.
Di satu sisi, integrasi ShopeePay dalam aplikasi Shopee yang sekarang sudah menjadi e-commerce terbesar di Indonesia pun mendukung hal ini.
Hasil survei juga menunjukkan dalam 3 bulan terakhir ini, ShopeePay menjadi brand aplikasi dompet digital dengan user atau pengguna terbesar (68 persen), disusul OVO dan GoPay yang bersaing ketat di masing-masing 56 persen, serta Dana (42 persen), dan LinkAja (19 persen).
“5 brand itu paling populer, karena mereka gencar melakukan promosi dan menjalin kerjasama dengan banyak merchant sehingga dikenal oleh konsumen,” ujar Astrid.
Selain menjadi e-wallet dengan jumlah pengguna terbesar, ShopeePay juga tercatat memiliki pangsa pasar jumlah transaksi paling tinggi, sebesar 32 persen dari total jumlah transaksi e-wallet di Indonesia.
Posisi berikutnya OVO (25 persen dari total), GoPay (20 persen dari total), kemudian DANA (16 persen dari total) dan LinkAja (8% dari total).
Bukan hanya itu, ShopeePay juga mencatatkan pangsa pasar total nilai transaksi terbesar, yakni 34 persen dari total nilai transaksi e-wallet di Indonesia.
Selajutnya OVO (25 persen dari total), kemudian oleh GoPay dan DANA yang bersaing ketat di angka masing-masing 16 persen dan 17 persen, dan LinkAja (9 persen).
Lainnya
Hal yang mendukung ShopeePay menjadi e-wallet dengan total jumlah transaksi terbesar tidak hanya karena jumlah pengguna yang paling banyak, melainkan juga tingginya frekuensi pemakaian ShopeePay, dibanding dengan pemain e-wallet lainnya.
Frekuensi transaksi bulanan ShopeePay di 9,1 kali per bulan. Sementara yang lain, OVO (8,6 kali per bulan), GoPay (6,9 kali per bulan).
Pengalaman belanja online yang seamless dan menawarkan cara bertransaksi non-tunai secara aman, efektif, dan efisien membuat para pengguna ingin merekomendasikan ShopeePay.
Hal ini tercermin dari hasil survei, di mana 33 persen responden pun lebih memilih ShopeePay sebagai merk e-wallet yang paling direkomendasikan. Kemudian diikuti OVO (26 persen), Dana (20 persen), GoPay(16 persen), dan LinkAja (5 persen).
“Menurut kami, ShopeePay unggul karena sangat masif menawarkan berbagai layanan promo. Selain dapat digunakan untuk pembayaran online, ShopeePay juga dapat digunakan untuk melakukan pembayaran offline di gerai-gerai.
Di sisi lain, metode pembayaran menggunakan e-wallet diyakini juga merupakan solusi aman bertransaksi di masa pandemi. Sehingga e-wallet ini yang paling disukai konsumen dan paling banyak digunakan karena multi solutif dan memudahkan,” analisis Astrid.
Advertisement