Liputan6.com, Jakarta Seorang psikolog berusia 86 tahun, Katharine Esty, mengakui bahwa dia mengalami ‘funk’ ketika akan berusia 80 tahun.
Saat berusia 70-an tahun ia tidak memiliki masalah kesehatan yang nyata, mengalami perubahan tubuhnya. Namun tiba-tiba, ia tidak lagi dapat melakukan salah satu pendakian ke gunung favoritnya di Concord, Massachusetts, tempat dia tinggal di komunitas pensiunan. “Saya tidak bisa mencapai puncaknya,” ujar Esty.
Tetapi alih-alih hanya merasa sedih, Esty seorang psikoterapis dan psikolog sosial, memutuskan untuk mewawancarai orang-orang di usia 80-an untuk mengetahui seperti apa kehidupan sebenarnya bagi mereka.
Advertisement
Dalam mewawancarai 128 oktogenarian salaam 3 tahun, Hasil yang didapatkan pun membuat ia terkejut. Esty menemukan bahwa sebagain besar usia 80 tahun berkembang. “kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa otak yang menua lebih baik daripada otak yang lebih muda, jadi orang-orang di usia 80-an ke atas lebih bahagia daripada yang lain,” ujar Esty.
“Sementara itu “hanya segelintir” orang yang ia wawancarai tidak bahagia, kebanyakan dari mereka berdamai bahkan ketika mereka menderita penyakit,” katanya.
Dengan melakukan penelitian tersebut, Esty mengubah penelitiannya menjadi sebuah buku yang berjudul EightySomethings: A Practival Guide to Letting Go, Aging Well, and Finding Unexpected Happiness.
Mengutip dari CNBC, Jumat (16/10/2020) berikut alasan dan yang dipelajari Esty ketika mengatakan kebanyakan orang menjadi lebih bahagia di umur 80-an
1. Mereka memiliki tujuan
Dalam penelitiannya menemukan bahwa banyak orang yang berusia 80-an yang bahagia masih bekerja dalam kapasitas tertentu. Beberapa orang masih mempertahankan pekerjaan paruh waktu, sementara yang lain menjadi sukarelawan di komunitas mereka.
“Mereka punya tujuan untuk berpartisipasi di dunia dan dunia memiliki arti bagi mereka,” ujarnya.
Esty sendiri menjalankan konsultan lokal sampai dia berusia 72 tahun kemudian daripada pensiun dia kembali ke pekerjaan psikoterapi.
Saksikan video di bawah ini:
Alasan selanjutnya
2. Mereka mengurangi stress
Esty menemukan bahwa kebanyakan orang berusia 80 tahun mengalami lebih sedikit kemarahan, kekhawatiran dan stress daripada yang mereka alami dalam beberapa decade terakhir.
Bahkan selama pandemi Covid-19 orang tua tidak terlalu stress dan panik dibandingkan kelompok usia lainnya karena mereka sudah hidup dengan gagasan bahwa kematian akan segera menjadi kenyataan.
3. Mereka hidup pada saat ini
Saat wawancara, sebagian orang berfokus pada saat ini dan tidak memikirkan tentang peristiwa di masa depan. “kami semua telah diberitahu sepnajang kehidupan dewasa kami bahwa Anda harus hidup pada saat ini. Tapi orang yang lebih tua lebih cenderung melakukannya karena masa depan yang pendek,” ujar Esty.
Reporter: Tasya Stevany
Advertisement