Sukses

Komitmen Cegah Pekerja Anak di Indonesia, Danone Indonesia Raih Penghargaan dari KemenPPPA

Berbagai upaya pemerintah telah membawa sejumlah kemajuan. Namun, angka pekerja anak di Indonesia masih memprihantikan, terutama setelah pandemi.

Liputan6.com, Jakarta Anak merupakan calon pemimpin dan penerus cita-cita mulia bangsa Indonesia. Kerjasama berbagai pihak diperlukan untuk menjaga hak-hak anak, termasuk melindungi anak dari paksaan menjadi tenaga kerja dalam usia belia.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Bintang Darmawati, memberikan penghargaan kepada Danone Indonesia yang diwakili VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto.

Penghargaan diberikan sebagai salah satu perusahaan dan organisasi yang turut berkomitmen dan melakukan berbagai inisiatif dalam menanggulangi isu pekerja anak.

“Pemenuhan hak dan perlindungan khusus untuk seluruh anak merupakan hal esensial untuk terwujudnya visi Indonesia Maju. Isu pekerja anak adalah salah satu isu serius yang mengancam terpenuhinya hak anak karena dapat mengganggu tumbuh kembang, kesehatan, keselamatan, hingga pendidikannya. Terlebih, penurunan pekerja anak merupakan salah satu dari 5 isu prioritas perempuan dan anak yang menjadi target KemenPPPA hingga 2024,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Bintang Darmawati.

Dia mengatakan, berbagai upaya pemerintah telah membawa sejumlah kemajuan. Namun, angka pekerja anak di Indonesia masih memprihantikan, terutama setelah pandemi.

"Maka dari itu, kami ingin mengapresiasi para pihak yang telah menunjukkan kontributsi dan integritasnya dalam upaya penanggulangan pekerja anak. Kami berharap seluruh pihak dapat memberikan peran terbaiknya untuk Indonesia bebas pekerja anak 2022,” lanjut Menteri Bintang.

Data BPS 2019 menunjukkan bahwa ada sekitar 1,5 juta pekerja anak berusia 10-17 tahun. Bahkan berdasarakan data Sakernas, presentase pekerja anak di Indonesia meningkat dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menuturkan, keberadaan anak di dunia kerja tidak bisa dibiarkan karena juga berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Masalah pekerja anak bisa diakibatkan oleh situasi keluarga, latar belakang ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan lainnya.

Sehingga, mengatasi persoalan pekerja anak harus dilakukan secara serius, terencana, dan berkelanjutan, serta dilaksanakan secara terpadu dan terintegrasi.

"Maka dari itu, upaya penghapusan pekerja anak perlu melibatkan berbagai pihak dengan semua tingkatan, seperti sinergi pentahelix dari pemerintah, pelaku usaha, akademisi, media, juga organisasi masyarakat,” katanya.

Maka dari itu, dalam rangka Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, KemenPPPA bekerjasama dengan Bappenas, Kementerian Ketenagakerjaan, YSTC Indonesia, dan PAACLA melakukan penilaian dan memberikan penghargaan kepada 17 pemerintah daerah dan lembaga yang menunjukkan komitmen dalam upaya penurunan pekerja anak.

Danone Indonesia merupakan salah satu dari perwakilan dunia usaha, perwakilan lembaga masyarakat, desa inovatif, dan pemerintah daerah yang mendapatkan apresiasi ini.

Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary Danone Indonesia menyatakan rasa terima kasih terhadap penghargaan yang diberikan kepada pihaknya.

 “Melalui visi One Planet One Health, Danone Indonesia berkomitmen terhadap kesehatan anak, termasuk perlindungan hak anak.  Dalam praktek bisnis, kami mewujudkan komitmen tersebut melalui peraturan perusahaan yang melarang mempekerjakan pekerja di bawah 18 tahun," jelas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Asosiasi Pengusaha Sahabat Anak Indonesia

Saat ini Danone Indonesia juga aktif dan menjadi anggota dari Asosiasi Pengusaha Sahabat Anak Indonesia/ APSAI.

Tidak hanya lewat peraturan perusahaan, Danone Indonesia juga mewujudkan komitmen tersebut melalui salah satu inisiatif keberlanjutannya.

“Kami bekerjasama dengan LSM Jarak dan Veolia Services Indonesia mengembangkan proyek Inclusive Recycling Indonesia yang bertujuan untuk membangun ekosistem daur ulang yang inklusif dengan memberdayakan dan memberikan pelatihan serta akses kesehatan bagi para pemulung dan fasilitas pengumpulan sampah, sehingga mereka dapat meningkatkan taraf hidup secara sosial dan ekonomi,” lanjut Vera.

Dikatakan bila program ini telah menjangkau lebih dari 1100 pemulung dan memberikan pelatihan di 10 kota/kabupaten di Indonesia. "Terkait komitmen pencegahan pekerja anak, pada program ini, kami juga tidak memperbolehkan adanya pekerja anak di sepanjang rantai pasok pengumpulan botol bekas kami tersebut," jelas dia.

Selain Danone Indonesia, terdapat 5 dunia usaha, 6 lembaga masyarakat, 2 desa inovatif, dan 2 pemerintah daerah yang menerima menghargaan yang sama. Diharapkan, penghargaan ini mampu memotivasi lebih banyak pihak untuk menciptakan sinergi dalam upaya memberantas pekerja anak di Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.