Sukses

Studi: Jalan Santai Sambil Nikmati Udara Segar Baik untuk Otak

Selama pandemi, jalan-jalan menjadi hobi yang populer dan bahkan rutin dilakukan oleh sebagian orang.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang senang pergi ke luar rumah untuk sekadar mencari udara segar sambil jalan santai atau bersepda. Menurut sebuah studi, kegiatan seperti itu ternyata bermanfaat baik untuk otak dan kesejahteraan diri sendiri.

Studi itu ditemukan dalam The World Journal of Biological Psychiatry yang penelitiannya dipimpin oleh peneliti dari Institute for Human Development and the Medical Center Hamburg-Eppendorf (UKE) yang kini sudah ada di.

Selama pandemi, jalan-jalan menjadi hobi yang populer dan bahkan rutin dilakukan oleh sebagian orang. Studi ilmu saraf menunjukkan bahwa kebiasaan ini memiliki efek yang baik. Tidak hanya untuk kesejahteraan, tetapi juga untuk otak manusia.

Dikutip dari laman Timesnownews, Jumat (23/07/2021), para peneliti itu secara teratur memeriksa enam penduduk kota setengah baya yang sehat selama enam bulan.

Lebih dari 280 scan diambil dari otak mereka menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Fokus penelitian ini adalah kegiatan yang dilaporkan selama 24 jam terakhir, khususnya kegiatan yang dilakukan di luar ruangan.

Para peneliti itu melihat apa saja faktor yang dapat berhubungan dengan waktu yang dihabiskan di luar dengan otak.

Selain bertanya mengenai kegiatan, peneliti juga menanyakan asupan cairan yang diminum ketika menghabiskan waktu di luar ruangan.

 

2 dari 2 halaman

Mempengaruhi konsentrasi dan jiwa

Dari hasil scan tersebut menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan di luar ruangan oleh para peserta memiliki efek positif terkait korteks prefrontal dorsolateral kanan yang merupakan bagian superior dan lateral lobus frontal di korteks serebral. Bagain itu berfungsi sebagai kontrol kognitif.

“Hasil dari kami menunjukkan bahwa struktur otak dan suasana hati kita meningkat ketika kita menghabiskan waktu di luar ruangan. Hal ini kemungkinan besar juga memengaruhi konsentrasi memori kerja dan jiwa secara keseluruhan,” kata Simone Kuhn, Kepala Lise Meitner Group yang fokus pada ilmu saraf di Max Planck Institute for Human Development dan pemimpin penelitian ini.

Hasilnya, efek positif dari berjalan tersebut memang memberi efek nyata pada otak sehingga cocok untuk terapi. “Studi ini memberi dukungan untuk pengobatan mental. Dokter bisa menyarankan pasiennya jalan-jalan di udara segar sebagai bagian dari terapinya,” ujar Anna Mascherek dari Department of Psychiatry and Psychotherapy di Medical Center Hamburg-Eppendorf.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati