Sukses

Saratoga Bersama SMK Ora et Labora Cetak Lulusan Terampil dan Siap Kerja

Menurut data Badan Pusat Statistik Februari 2021, lulusan SMK mendominasi jumlah pengangguran di Indonesia dengan besaran 11,45 persen.

Liputan6.com, Jakarta PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga) ikut memberikan dukungan kepada dunia pendidikan. Salah satunya ke Sekolah Menengah Kejuruan ORA et LABORA (SMK OeL) Kompetensi Keahlian Teknik Pembangkit Listrik, dalam menyiapkan tenaga terampil dan siap kerja.

Angkatan pertama SMK OeL yang telah menjalani pelepasan kelulusan pada Jum’at (16/7) ini akan menjalankan program kerja di beberapa perusahaan ternama di Indonesia.

Bagi Saratoga, investasi di bidang pendidikan akan menciptakan masyarakat berkualitas dan dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan nasional.

Direktur Keuangan Saratoga Lany D. Wong menjelaskan sejak SMK ORA et LABORA didirikan pada tahun 2017, perusahaan berperan aktif dan ikut andil dalam menciptakan kurikulum serta memantau proses belajar mengajar di sekolah.

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa program yang dijalankan dan lulusan SMK OeL sesuai dengan kebutuhan sektor kelistrikan.

Langkah konkrit tersebut merupakan bagian dari pilar tanggung jawab sosial Saratoga yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (Human Capital Development).

“Kami bersyukur dan bangga SMK ORA et LABORA hari ini menjalankan kelulusan angkatan pertama. Program pembelajaran selama tiga tahun ditambah satu tahun praktik kerja, mampu membekali siswa – siswi dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri,” jelas Lany dalam keterangan resminya di Jakarta (21/7/2021).

Lulusan SMK ORA et LABORA selanjutnya akan bekerja di perusahaan PT Shandong Licun Power Plant Technology dan memiliki potensi besar bekerja di PT GPOS Daya Energi (O&M sebuah Pembangkit Listrik di Gorontalo), Primaya Hospital, PT Tanjung Power Indonesia, dan PT Astra Daihatsu Motor.

Selama 4 tahun SMK ORA et LABORA mendidik para siswa - siswi dengan durasi pembelajaran selama tiga tahun.

Dilanjutkan dengan training profesional selama tiga bulan dengan materi – materi yang dibutuhkan di dunia kerja terutama sektor kelistrikan.

Setelah itu para murid mengikuti program pemagangan di industri pembangkit listrik selama sembilan bulan untuk mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja.

Untuk memastikan bahwa lulusan SMK memiliki keahlian yang handal, SMK ORA et LABORA juga bekerja sama dengan Swiss German University (SGU) menghadirkan pengajar-pengajar yang kompeten dan kredibel di bidangnya.

Sementara untuk pelatihan teknis kelistrikan, ORA et LABORA juga menggandeng Central Industrial Technology Enterprise (CITE), sebuah lembaga berbasis industri dan berorientasi sosial yang teruji di dunia.

Ketua Yayasan Ora et Labora, Sandi Rahaju menjelaskan kehadiran SMK OeL ini merupakan salah satu bentuk nyata dukungan terhadap Pemerintah dalam meningkatkan sekolah vokasi yang berorientasi pada penerapan ilmu, sehingga lulusannya kompeten dan terampil dalam bekerja.

Hal ini sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan yang menyatakan pendidikan vokasi menempati posisi penting dalam strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih produktif dan kompetitif, dimana poin ini juga merupakan prioritas Kabinet Indonesia Maju dalam lima tahun ke depan.

“SMK OeL yang merupakan vokasional teknik ingin menekankan pembelajaran yang terstruktur dan keahlian yang lebih driven atau terarah. Apalagi sektor kelistrikan ini sektor yang tahan krisis dan dalam situasi apapun akan dibutuhkan.

Dengan kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat, ketersediaan SDM yang memahami dan menguasai sektor kelistrikan menjadi sangat penting,” kata Sandi.

Sandi juga menjelaskan kurikulum yang diterapkan oleh SMK OeL ini diharapkan membantu mengurangi tingkat pengangguran lulusan SMK yang cukup tinggi di Indonesia.

Menurut data Badan Pusat Statistik Februari 2021, lulusan SMK mendominasi jumlah pengangguran di Indonesia dengan besaran 11,45% dari total pengangguran terbuka sebanyak 8,75 juta orang. Apalagi dengan situasi pandemi yang juga mempengaruhi keputusan – keputusan strategis di semua industri.

“Kami bersyukur sejumlah perusahaan menerima anak – anak kami untuk melakukan praktek kerja industri. Kolaborasi antara lembaga Pendidikan dan sektor swasta menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa Pendidikan vokasi berhasil dengan baik,” tegas Sandi.

 

2 dari 2 halaman

Harapan

Deputi IV Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin bangga melihat siswa – siswi SMK OeL yang berhasil lulus walaupun dalam situasi pandemi yang belum berakhir, namun pembelajaran tetap dapat berjalan dengan baik.

Pembelajaran inovatif dan literasi digital akan menjadi sebuah keharusan dalam tiap jenjang pendidikan utamanya dalam pendidikan dan pelatihan vokasi.

Peningkatan kualitas kompetensi oleh siswa - siswi yang mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi tentunya akan membantu penyiapan kompetensi SDM Indonesia yang kompeten dan memadai.

“Besar harapan kami bahwa adik-adik lulusan SMK OeL yang membanggakan ini nantinya akan menjadi bagian dari katalisator yang dapat mengakselerasi langkah Indonesia untuk merealisasikan visi Indonesia Emas 2045 sebagaimana pesan yang disampaikan Presiden Jokowi,” jelas Rudy.

Direktur PT Sandong Licun Power Plant, Junus Widjaja menjelaskan kerjasama strategis yang dilakukan antara perusahaan dengan Saratoga dan SMK OeL ini diharapkan dapat dilakukan secara jangka panjang.

“Kami melihat dan mempelajari proses pembelajaran yang dilakukan di SMK OeL baik dari kurikulum, pengajar dan kualitas anak didik. Kami berharap dapat bekerjasama dengan baik dan SDM handal dari sekolah ini bisa mengeksplorasi ilmu yang dimiliki sehingga dapat memberikan kontribusi lebih bagi perusahaan ke depan,” jelas Junus Widjaja.

Junus Widjaja juga menambahkan langkah yang dilakukan oleh PT Sandong Licun Power Plant ini diharapkan dapat diikuti oleh perusahaan lainnya untuk mendukung penyerapan tenaga kerja dan meminimalisir pengangguran. “Langkah ini akan jauh lebih efektif untuk menyerap tenaga kerja yang mumpuni,” ujar Junus Widjaja.