Sukses

Jadi Incaran Masyarakat, Podomoro Park Bandung Bangun Rumah Tumbuh Seluas 130 Ha

Terjadi kecenderungan minat konsumen terhadap rumah yaitu hunian yang lebih sehat dan modern.

Liputan6.com, Jakarta Konsep rumah tumbuh kini menjadi incaran masyarakat di tengah era adaptasi kebiasaan baru. Ini mengingat masyarakat kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sehingga membutuhkan lingkungan yang sehat dan konsep rumah yang nyaman dan aman sesuai kebutuhan.

Pengembang properti Podomoro Park Bandung fokus membangun proyek hunian sehat di tengah pandemi di atas lahan seluas 130 hektare. Hunian ini 50 persen wilayahnya merupakan kawasan hijau dengan kualitas oksigen yang baik.

Podomoro Park juga dilengkapi dengan keasrian danau sepanjang 1 km sehingga penghuninya dapat menikmati suasana alami yang meneduhkan.

“Lokasinya juga dikelilingi gunung Bandung Selatan, nuansa alam yang menenangkan sangat mendominasi sehingga dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan imun,” ujar Marketing General Manager Podomoro Park Bandung Tedi Guswana.

Selain lingkungannya yang sehat, salah satu konsep hunian yang dikembangkan oleh Podomoro Park adalah rumah tumbuh dengan meluncurkan klaster terbaru yakni klaster Sadyagriya.

“Di era adaptasi kebiasaan baru ini, kebutuhan dan animo masyarakat terhadap hunian modern juga makin tinggi. Itulah sebabnya kami menghadirkan produk inovatif yang konsepnya berbeda dari biasanya yakni rumah tumbuh ke bawah,” kata Tedi.

Dia menjelaskan bahwa memang telah terjadi kecenderungan minat konsumen terhadap rumah yaitu hunian yang lebih sehat dan modern.

“Saat ini Podomoro Park Bandung berkomitmen untuk melengkapi hunian di tengah pandemi melalui hunian dengan konsep expansible house atau rumah tumbuh. Ini merupakan rumah tumbuh ke bawah pertama di Indonesia, yang memungkinkan pemiliknya mendesain lantai 1 rumah sesuai kebutuhan khususnya di masa pandemi,” ujarnya.

Selain kebebasan dalam mendesain, tren rumah tumbuh ke bawah ini juga memberikan ruang yang lebih luas untuk aktivitas penghuni yang kini lebih banyak di rumah.

“Di masa pandemi semua kegiatan keluarga seperti bekerja dan sekolah berpindah ke rumah. Semua aktivitas tersebut dituntut untuk dapat dilakukan di rumah seperti work from home dan study from home. Untuk itu rumah yang dapat beradaptasi dengan aktivitas yang cepat berubah ini adalah konsep rumah tumbuh,” ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Konsep

Adapun, rumah tumbuh di klaster Sadyagriya ini dibangun dengan konsep dua lantai, di mana penghuni dapat berkreasi untuk mendesain area lantai 1 sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

“Penghuni bisa berkreasi membangun area open space, ruang kerja, dan ruang belajar. Selain itu, penghuni juga dapat menjadikan lahan open space tersebut untuk dijadikan sebagai studio, dapur, galeri, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan,” katanya.

Klaster Sadyagriya memiliki tiga tipe yakni Amala Eka (6 x 15 m), Amala Tri (6 x 17 m), dan Amala Catur (6 x 18 m). Untuk ukuran bangunan yang cukup luas ini, rumah tumbuh Sadyagriya dijual seharga mulai dari Rp1,6 miliar. Selain transaksi secara langsung, pembelian juga dapat dilakukan secara daring lewat transaksi Booking From Home, sehingga konsumen tidak perlu datang ke lokasi.

“Konsep rumah tumbuh ke bawah ini juga memungkinkan penghuni untuk merenovasi lantai 1 tanpa harus pindah rumah, karena bisa memanfaatkan lantai 2 sebagai rumah tinggal,” ujar Tedi.

Tidak hanya hunian, Podomoro Park juga menyediakan fasilitas terbaik untuk mendukung aktivitas dan mobilitas penghuni, seperti clubhouse. Podomoro Park juga menawarkan pilihan klaster lainnya seperti klaster premium Brahmapuri dengan view danau. Ada juga klaster premium lainnya yakni Fashagriya dengan konsep hunian flower garden yang menyegarkan.

Semua inovasi yang dihadirkan oleh Podomoro Park Bandung merupakan bagian dari Living in Style dengan memberikan First Class Experience, didukung lingkungan sehat, aman dan fasilitas layanan premium sehingga menciptakan harmoni dan keindahan dan menjadi bagian dari kesempurnaan hidup.