Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan urbanisasi dan perkotaan disadari membawa sejumlah tantangan seperti polusi, pengelolaan limbah, kemacetan, banjir, dan berbagai problem lainnya. Untuk menjawab tantangan tersebut, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berkomitmen menerapkan prinsip berkelanjutan (sustainable) dalam pengembangan kawasan properti terpadu.
CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan, perusahaan terus menjalankan prinsip berkelanjutan dalam setiap pengembangan proyek-proyek properti. Ia mencontohkan dengan kawasan kota mandiri Lippo Village, Tangerang.
Baca Juga
Negara BRICS Rilis Pernyataan Bersama Soal Lingkungan, Ini Isinya
Mengembangkan Tujuan Baru Memperkuat Kesejahteraan yang Berkelanjutan bagi Manusia, Masyarakat, dan Bumi Lewat AminoScience
Membuat Kopi Berkualitas yang Bertanggung Jawab dengan Program Berkelanjutan dan Meningkatkan Kesejahteraan Petani
Dalam hal pengelolaan air misalnya, Lippo Karawaci melakukan pengelolaan air dengan sistem saluran air terletak di bawah tanah. Di samping itu, perusahaan juga menggunakan sistem pipa tertutup yang ramah lingkungan untuk pengolahan limbah cair domestik rumah tangga.
Advertisement
"Proses pengolahan limbah cair juga menggunakan sistem aerobile treatment, yakni menggunakan bakteri dan oksigen untuk menguraikan bahan polutan yang terdapat pada air limbah, sehingga tidak menghasilkan gas sebagai produk sampingan dan air hasil olahan lebih stabil dan dapat didaur ulang. Salah satunya digunakan untuk menyiram tanaman di Lippo Village," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (7/9/2021).Â
John juga menambahkan, Danau yang terletak di dalam lapangan golf IKG di kota mandiri Lippo Village, bukan sekedar hiasan, tetapi juga sebagai berfungsi juga sebagai water reservoir, tempat menampung air saat intensitas air hujan tinggi.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Retention Water Pond
Di kawasan properti terpadu Kemang Village, Jakarta Selatan, Lippo Karawaci juga membangun retention water pond yang menggabungkan tiga hal, yakni drainase dan pengendalian banjir, pengelolaan air limbah, serta pengelolaan air bersih.
"Pembangunan retention water pond yang berupa bak penampungan air dengan kapasitas 100.000 meter kubik, tidak mengganggu elevasi muka air tanah," lanjutnya.
John menegaskan dengan sistem pengelolaan air yang baik, tentunya lingkungan akan lebih terjaga keberlanjutannya.
"Kami mencari sebuah solusi, di satu sisi sustainable baik untuk lingkungan dan masyarakat, tetapi juga di sisi lain menjadi bisnis yang menciptakan profit dan berkelanjutan. Harapan kami adalah membangun perkotaan yang sustainable.
Advertisement