Sukses

Kominfo dan IPPNU Ajak Santri Ikut Bantu Tangkal Hoaks dan Sebarkan Kebaikan

Santri diminta bijak dalam menggunakan media sosial dan adanya jerat hukum bagi pelaku cyber bullying dan penyebar hoaks.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai bagian dari masyarakat, santri, pelajar dan anak muda diharapkan untuk tetap produktif di masa pandemi Covid-19.

Kehadiran mereka sangat dibutuhkan terutama dalam menjaga kesejahteraan sesama dan pemulihan ekonomi global.

Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Ditjen IKP) bermitra dengan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mengadakan webinar National Virtual Talk dengan tema “Pelajar Bangkit dari Pandemi: Berdaya, Berkarya, Berjaya”, pada 31 Oktober 2021.

Acara ini diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom Webinar dan disiarkan secara live streaming melalui kanal YouTube Ditjen IKP Kominfo dan PP IPPNU.

Narasumber yang hadir secara virtual untuk memberikan paparannya antara lain Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong, Kabag Diseminasi Informasi Digital Biro Multimedia Divhumas, Kombes Heru Yulianto, Penulis Novel Hati Suhita dan Wigati & Owner @omah_suhita, Ning Khilma Anis dan juga Ketua Umum IPPN, Nurul Hidayatul Ummah yang hadir secara langsung.

Usman Kansong mengungkapkan perlunya untuk membangun komunikasi virtual di era pandemi. Salah satunya dengan menumbuhkan kebiasaan untuk mengutamakan penggunaan media sosial dalam mencari informasi bukan sekedar chatting.

“Marilah kita gunakan media sosial untuk kebaikan, kabarkan kebaikan, hindari hoax, pahami karakteristik media dan juga pahami karakter audience,” ungkapnya.

Usman Kansong menghimbau masyarakat khususnya pelajar IPPNU untuk berperan serta bersama-sama bangkit dari pandemi dengan mengikuti panduan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

“Kami ingin mengajak pelajar IPPNU untuk bangkit dari pandemi, banyak hal yang harus kita lakukan, pertama patuhi prokes, segerakan vaksin sehingga pemulihan kesehatan dapat tercapai dengan terbentuknya herd immunity, lalu nantinya kita dapat lebih leluasa melakukan berbagai kegiatan,” jelas Usman. 

 

2 dari 2 halaman

Hoaks Bahayakan Generasi dan Demokrasi

Kombes Heru dalam paparannya menyampaikan maraknya penyebaran media negatif dikhawatirkan akan membahayakan generasi muda dan demokrasi, oleh karena itu, Polri turut mengedukasi anggota dan masyarakat untuk meningkatkan literasi digital.  

“Salah satu upaya Divhumas Polri dalam menangkal hoax adalah memonitor setiap berita dan melakukan penindakan dengan memberikan stempel ‘HOAX’ kemudian disebarkan kembali pada masyarakat”, ujar Kombes Heru.

Dia juga mengingatkan untuk bijak dalam menggunakan media sosial dan adanya jerat hukum bagi pelaku cyber bullying dan penyebar hoaks.

Ning Khilma Anis, ikut memotivasi para audience untuk mendem jero yaitu menghilangkan nilai-nilai keburukan yang dapat membantu kita hidup di era digital dan tentu saja untuk dapat terus berkarya, mandiri dan berinovasi di masa pandemi.

“Lebih baik berbuat sedikit asalkan menyumbang sesuatu di zakat literasi daripada tenggelam di dunia angan-angan. Juga dalam bisnis, daripada hanya mengumpulkan teori dalam berbisnis, lebih baik melakukan praktek bisnis sedikit demi sedikit,” ungkap Anis.

Webinar ditutup oleh Nurul Hidayatul Ummah yang berharap dengan diadakannya kegiatan ini para remaja putri dapat teredukasi dan terus berdaya. 

“Dua tahun ini kita telah berjibaku dengan pandemi yang sangat berdampak pada remaja putri disini. Baik kendala-kendala yang terjadi di bidang pendidikan sehingga menyebabkan gap learning, juga para pelaku usaha rumahan yang terdampak langsung akan produk jualannya, sehingga dibuatlah acara literasi dan motivasi agar pelajar putri bisa terus berdaya di era pandemi dan berkarya di situasi sesulit apapun”, ujar Nurul.