Sukses

Inilah Perbedaan Sensitive dan Sensitized Skin

Apa saja perbedaan Sensitive dan Sensitized Skin?

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang memiliki jenis kulit berbeda-beda. Salah satunya mungkin ada yang termasuk sensitive skin atau sensitized skin. Meski namanya hampir sama, tetapi keduanya tentu berbeda. Baik dari pengertian hingga cara merawatnya.

Beberapa orang termasuk Anda setelah menonton tayangan video mengenai suatu produk yang dipromosikan oleh influencer pasti terpengaruh untuk membeli dan menggunakannya.

Padahal produk kecantikan tersebut belum tentu cocok di kulit Anda. Bisa jadi produk tersebut justru akan membuat masalah baru pada kulit.

Belum lagi sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa 60 hingga 70 persen wanita dilaporkan memiliki kulit sensitif.

Seorang dokter kulit dari Avant Dermatology di Tucson Sheila Farhang mengatakan, kebanyakan orang memiliki kulit sensitif karena sebuah produk.

"Saya pikir lebih banyak orang mengklaim memiliki kulit sensitif karena mungkin berlebihan dengan produk perawatan kulit atau cara mereka menggunakan produk," tuturnya seperti melansir laman InStyle, Selasa (14/12/2021).

Lebih lanjut dia menjelaskan, "Menghilangkan minyak alami kita dengan pengelupasan berlebihan, menggunakan air panas untuk mencuci, menggosok dengan handuk alih-alih menepuk semuanya dapat menyebabkan kulit terasa lebih sensitif."

Jika sudah membicarakan kulit sensitif, di dunia kecantikan terkenal dengan namanya sensitive skin dan sensitized skin.

Sementara itu, kedua jenis kulit tersebut berbeda. Untuk mengetahuinya, simaklah perbedaan kedua jenis kulit, sensitive skin dan sensitized skin, menurut seorang dokter kulit bersertifikat dari New York City Marisa Garshick dan Farhang.

Perbedaan

Anggap sensitized skin adalah sebuah kondisi kulit sementara. Sedangkan sensitive skin, itu adalah jenis kulit yang dapat menentukan bahan dan produk yang digunakan dalam rutinitas Anda.

"Sensitive skin mengacu pada jenis kulit yang mudah teriritasi atau reaktif, yang dapat menyebabkan kemerahan, pengelupasan, kekeringan, gatal atau terbakar atau kulit yang pecah-pecah," jelas Garshick.

Kemudian dia melanjutkan, "Sensitized skin mengacu pada kulit yang reaktif sementara sebagai akibat dari kontak dengan sesuatu dari luar."

Menurutnya, sensitized skin dapat disertai dengan gejala alergi lainnya. "Mungkin disertai gejala alergi seperti mata bengkak, air mata, pilek, dan lainnya," imbuhnya.

 

2 dari 2 halaman

Bagaimana Mengetahui Sensitive dan Sensitized Skin?

Setelah mengetahui perbedaannya, mungkin Anda bertanya cara untuk mengetahui kulit berjenis sensitive atau sensitized skin. Farhang mengatakan, sensitive skin juga bisa menjadi sensitized skin.

Namun, salah satu cirinya adalah sensitive skin itu bisa dengan mudah meradang. "Iritasi dapat dipicu oleh bahan perawatan kulit yang keras seperti retinoid, asam laktat, dan lainnya, serta bahan kimia seperti pengawet dan pewangi. Gejalanya bisa kemerahan, terbakar dan mengelupas," jelasnya.

Sedangkan sensitized skin, itu biasanya merupakan reaksi terhadap bahan kimia tertentu seperti pengawet atau pewarna. Bahkan terkadang dapat menyebabkan gatal, kemerahan, dan mengelupas juga. 

Cara Merawat Sensitive dan Sensitized Skin

Berkaitan dengan hal itu, jenis kulit apa pun yang Anda punya tentu harus dirawat dengan baik. Khususnya bagi pemiliki sensitive atau sensitized skin, para dokter pasti akan menyarankan untuk menggunakan produk kulit yang lembut.

Untuk pemilik sensitized skin, hindari beberapa pemicu yang spesifik. Namun, ketika sewaktu-waktu Anda bereaksi, Garshick menyarankan untuk mengoleskan salep pelindung pada area yang kering, mengelupas, atau merah.

"Jika sensitized skin cara terbaik adalah menyederhanakan rutinitas perawatan kulit dan menghindari bahan aktif yang keras. Dalam beberapa kasus mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter kulit karena terkadang resep obat mungkin diperlukan untuk membantu mengurangi peradangan yang mungkin disebabkan oleh kulit sensitif,” jelasnya.

Di samping itu, hal tersebut juga bisa membantu Anda memperkenalkan produk baru yang diterapkan ke kulit secara perlahan-lahan. "Yang terbaik adalah melakukan uji tempel pada produk guna menentukan apakah ada reaksi yang terjadi sebelum menerapkannya ke seluruh tubuh," Garshick.

Reporter: Aprilia Wahyu Melati