Sukses

Bawa Hewan Peliharaan ke Tempat Tidur, Bolehkah?

Hal ini pun akhirnya menimbulkan pro kontra.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang mungkin memiliki hewan peliharaan yang selalu menemani saat di rumah. Entah seekor anjing, kucing, atau kelinci.

Karena terlalu mencintai hewan peliharaan tersebut, tak jarang yang kemudian mengajak tidur bersama di tempat tidur.

Namun bagi sebagian orang, mungkin ada yang bertanya-tanya apakah hal itu baik dilakukan atau tidak. Hal ini pun akhirnya menimbulkan pro kontra.

"Secara umum, sangat baik bagi hewan untuk tidur dengan majikannya," kata kepala petugas veteriner di North American Veterinary Community Dana Varble seperti melansir laman CNN, Kamis (23/12/2021).

Varble menjelaskan, hewan peliharaan yang ikut tidur di kasur bersama manusia mereka justru memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi. Bahkan keduanya akan memiliki ikatan yang lebih erat.

"Anjing dan kucing yang lebih dekat dengan manusia bisa mendapatkan manfaat kesehatan tambahan, termasuk peningkatan neurotransmiter yang bermanfaat seperti oksitosin dan dopamin, hormon perasaan baik," tambahnya.

 

 

2 dari 3 halaman

Pro dan Kontra

Akan tetapi di samping itu, ada beberapa orang yang tidak sependapat dengan apa yang Varble katakan. Dengan kata lain berarti hal ini menimbulkan pro dan kontra.

Beberapa ahli secara umum tidak memperbolehkan seseorang tidur bersama hewan peliharaan. Sebab, mereka berpendapat bahwa mungkin orang tersebut nantinya tidak akan mendapatkan kualitas tidur yang baik.

“Hewan bisa bergerak, menggonggong, dan mengganggu tidur. Anjing atau kucing tidak terus menerus tidur, pasti mereka akan bangun dan berjalan di tempat tidur kemudian menginjak manusia. Semua aktivitas itu akan menyebabkan fragmentasi tidur,” jelas salah satu direktur penelitian tidur dan profesor di fakultas kedokteran Johns Hopkins University School of Medicine Vsevolod Polotsky.

Kemudian seorang profesor dari fakultas kedokteran di Northwestern University's Feinberg School of Medicine Kristen Knutson juga mengatakan, tanpa sadar hal itu dapat mengganggu karena bisa membangunkan Anda dari tidur yang nyenyak.

"Mereka berpengaruh terhadap pelepasan hormon stres, kortisol, yang dapat membuat tidur lebih buruk,” tambahnya.

Berbeda dari Polotsky dan Knutson, seorang spesialis tidur sekaligus asisten profesor kedokteran di Keck School of Medicine di University of Southern California Raj Dasgupta justru berada di pihak yang mendukung. Dia mengatakan bahwa hewan peliharaan juga memiliki sisi positif.

"Orang dengan depresi atau kecemasan bisa mendapat manfaat ketika memiliki hewan peliharaan apalagi jika diajak ke tempat tidur karena hewan perliharaan mungkin memiliki bulu yang nyaman sehingga mampu mengurangi kecemasan mereka," jelas Dasgupta.

Sebuah data yang dikumpulkan pada tahun 2017 dari Pusat Pengobatan Tidur Mayo Clinic di Phoenix menunjukkan, ada lebih dari setengah pemilik hewan peliharaan mengizinkan hewan peliharaannya ikut tidur di kamar tidur. Mayoritas dari mereka kemudian mengatakan bahwa hewan peliharaan itu tidak mengganggu, yang ada justru memberikan manfaat.

Akan tetapi di balik itu, terdapat 20 persen orang mengatakan dan percaya bahwa hewan peliharaan yang berbulu cenderung membuat tidurnya menjadi lebih buruk.

Selain orang dewasa, hewan peliharaan pun dapat memberikan manfaat bagi anak-anak hingga remaja. Sebuah studi yang dilakukan tahun 2021 menunjukkan, sekitar sepertiga dari anak-anak yang tidur dengan hewan peliharaan, tampaknya tidak mempengaruhi kualitas tidurnya.

"Faktanya, orang yang sering tidur bersama hewan menunjukkan kualitas tidur yang serupa dengan orang yang tidak pernah tidur dengan hewan peliharaan," tulis penulis studi tersebut.

Kesimpulannya, kata spesialis obat tidur di Center for Sleep Medicine di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota Bhanu Prakash Kolla, "Semua ini menunjukkan bahwa mengajak hewan peliharaan di tempat tidur atau kamar tidur tidak selalu berdampak buruk.”

"Ada kenyamanan psikologis yang signifikan saat hewan peliharaan berada di dekat Anda, yang dapat membantu memulai dan mempertahankan tidurnya. Namun, jika pasien melaporkan bahwa gerakan atau aktivitas lain dari hewan peliharaan mengganggu tidur, kami kemudian memberikan nasihat untuk mencoba pengaturan alternatif bagi hewan peliharaan di malam hari dan melihat apakah itu membantu tidur mereka,” jelas Kolla.

 

 

3 dari 3 halaman

Bisa Membangunkan

Seperti yang dikatakan sebelumnya, hewan peliharaan yang ikut tidur di malam hari kemungkinan bisa bangun di tengah-tengah waktu tidur Anda. Begitu pun sebaliknya, terkadang Anda pun bisa terbangun di malam hari. Bisa karena gerakan antara Anda atau hewan peliharaan atau hal lainnya.

"Anjing biasanya baik sepanjang malam, tetapi kucing bisa sangat aktif di malam hari," kata psikolog klinis dan spesialis tidur Michael Breus.

Layaknya manusia, hewan peliharaan juga bisa mendengkur dan mengganggu tidur. Oleh karena itu, pastikan untuk mempertimbangkannya, kata Breus.

Tidak Semua Orang Bisa

Terlepas dari berbagai hal yang disebutkan sebelumnya, ternyata tidak semua orang bisa membawa atau mengajak hewan peliharaan ke tempat tidur. Ada beberapa orang yang sebaiknya memikirkan hal ini setidaknya dua kali atau lebih jika ingin mengajak hewan peliharaan ke tempat tidur.

"Hal ini sangat berbahaya pada seseorang yang memiliki insomnia atau pada pasien dengan gangguan tidur lainnya, seperti pasien dengan fase tidur tertunda (night owls) atau bahkan pada orang dengan sleep apnea, yang terbangun dari henti napas dan kemudian tidak dapat kembali tidur,” jelas Polotsky.

Di antara pasien tersebut, "Insomnia adalah yang paling rentan," kata Polotsky.

Selain itu, ada sebuah studi lain yang menemukan bahwa seseorang yang sering terbangun di malam hari berisiko tinggi terkena demensia atau meninggal lebih awal karena berbagai alasan seiring bertambahnya usia .

Masalah Pernapasan

Dari beberapa pertimbangan, salah satu alasan yang paling banyak dikemukakan terkait membawa hewan peliharaam tidur bersama di kasur adalah nantinya akan berdampak terhadap pernapasan. Hal ini tentunya berkaitan dengan masalah kesehatan.

Khususnya bagi penderita asma, alergi, atau penyakit paru obstruktif kronis, tidur dengan hewan peliharaan yang berbulu justru bisa menyebabkan masalah.

"Pasien asma dan PPOK saya, mereka selalu berkata, 'Hai Dok, jangan khawatir, anjing saya tidak rontok,'" kata Dasgupta yang juga seorang ahli paru.

Kemudian dia menjelaskan, "Dan saya memberi tahu mereka, 'Ya, tapi ingat, alergen bisa disebabkan dari air liur, terutama pada kulit anjing. Jadi Anda akan terpapar alergen selama delapan jam di malam hari dan menderita mata berair dan hidung tersumbat karena gerakan hewan itu, kemudian membuat Anda tidak bisa tidur dengan nyenyak’.”

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati