Liputan6.com, Jakarta Hormon dapat mempengaruhi segala hal dalam tubuh manusia. Mulai energi, sistem reproduksi, pertumbuhan, hingga perkembangan seseorang. Ketika hormon rusak, itu dapat berdampak pada kesehatan dan ketidakseimbangan hormon.
Apa itu Ketidakseimbangan Hormon?
Baca Juga
Melansir laman Forbes, Minggu (23/01/2022), hormon adalah zat yang dibuat dalam tubuh manusia. Menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), zat tersebut berguna untuk mengontrol fungsi sel dan organ.
Advertisement
Contohnya adalah estrogen. Hormon wanita yang diproduksi di ovarium itu bertanggung jawab untuk mengatur siklus menstruasi hingga menjaga kolesterol tetap terkendali. Ketika kadar hormon tidak normal, hal itu kemudian dapat menyebabkan gangguan pada sistem dalam tubuh.
Di samping itu, ketidakseimbangan hormon, menurut seorang ahli endokrinologi dan profesor kedokteran di Johns Hopkins Medicine di Baltimore Adrian Dobs, salah satunya bila seorang wanita mengalami menopause.
Pada saat itu, mereka sebetulnya mengalami ketidakseimbangan hormon tertentu. Satu hal yang terlihat ketika wanita menopause adalah berhentinya siklus menstruasi karena tubuh tidak lagi memproduksi hormon, seperti estrogen. Sementara itu, pria yang testosteronnya menurun seiring bertambahnya usia juga dikatakan mengalami ketidakseimbangan hormon.
Secara umum, ketidakseimbangan hormon seorang wanita juga dapat berarti mengalami tingkat estrogen yang rendah secara abnormal atau tingkat testosteron yang tinggi. Sementara bagi seorang pria, itu biasanya berarti mengalami tingkat testosteron yang lebih rendah dari normal, menurut Dobs.
Penyebab Ketidakseimbangan Hormon
Penyebab ketidakseimbangan hormon bisa bermacam-macam. Menopause adalah salah satunya, kata Dobs. Akan tetapi, karena menopause adalah bagian normal dari proses penuaan, dokter biasanya hanya memperhatikan jika wanita tersebut mengalami masa-masa sulit dengan gejala dan membutuhkan bantuan untuk mengelolanya.
“Yang kami khawatirkan adalah hal yang tiba-tiba,” katanya. Dia melanjutkan, “Jika sesuatu telah berubah dalam enam bulan terakhir yang sebelumnya tidak ada, seperti menstruasi yang tidak teratur atau pertumbuhan rambut tiba-tiba di wajah, kami sangat merekomendasikan evaluasi dilakukan untuk melihat apa yang terjadi dengan hormon Anda.”
Sedangkan bagi remaja putri, haid seharusnya pun tidak tiba-tiba berhenti, tambahnya.
Menurut Dobs, beberapa penyebab ketidakseimbangan hormon pada wanita yang lebih muda itu bisa terjadi karena sindrom ovarium polikistik atau PCOS. Gangguan tersebut berkaitan dengan kadar testosteron yang sangat tinggi.
Menurut salahs atu asisten profesor ginekologi dan kebidanan di Johns Hopkins Medicine di Baltimore Wen Shen, gaya hidup dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon tersebut.
"Merokok dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, dan itu benar-benar dapat membawa Anda ke menopause lebih awal," jelasnya.
Selain itu, tingkat stres yang sangat tinggi juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, tambah Dobs. Dalam kasus yang jarang terjadi, tumor yang mensekresi testosteron dapat menjadi penyebab ketidakseimbangan hormon.
Gejala Ketidakseimbangan Hormon
Gejala ketidakseimbangan hormon dapat bervariasi dari tiap orang. Namun pada wanita, beberapa tanda yang harus diwaspadai antara lain sebagai berikut.
Haid Tidak Teratur atau Tidak Haid Lagi
Jika menstruasi Anda tiba-tiba menjadi tidak teratur — sangat berat, sangat ringan, atau berhenti sama sekali — itu bisa menandakan penurunan estrogen atau kenaikan testosteron. Sebab pada faktanya, hormon yang ada pada tubuh dapat mengatur siklus menstruasi, kata Shen. Itu berarti, menstruasi yang tidak teratur adalah tanda paling umum terjadinya ketidakseimbangan hormon, tambahnya.
Muncul Jerawat
Jika Anda mengalami serangan jerawat secara tiba-tiba, itu bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon.
“Ada reseptor hormon di kulit Anda,” tutur Shen. Kemudian tingkat hormon yang tidak normal tersebut akhirnya dapat merangsang reseptor yang berdampak pada kelenjar. Selanjutnya kelenjar tersebut mengeluarkan sebum yang menyebabkan pembentukan jerawat.
Pertumbuhan Rambut Berlebihan atau Rambut Rontok
Dobs mengatakan, sebagian besar wanita memiliki beberapa rambut di area wajah masing-masing. Akan tetapi, jika Anda merasa terjadi pertumbuhan rambut yang berlebihan di wajah Anda, itu mungkin berkaitan dengan hormon.
“Pertumbuhan ini terjadi karena ada reseptor hormon, khususnya androgen, di kulit yang berhubungan dengan pertumbuhan rambut,” jelasnya. Akibatnya, rambut rontok di kepala juga bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon karena alasan yang sama.
Sensitif dan Merasa Nyeri Sebelum Menstruasi
Jika waktu di sekitar periode menstruasi—yang bisa sampai 14 hari sebelum haid dimulai— beberapa tubuh Anda terasa nyeri, itu bisa disebabkan oleh hormon. Bila Anda sadar, sebelum memasuki waktu haid mungkin Anda akan merasakan nyeri pada area payudara. Selain itu, juga mengalami perubahan haus dan nafsu makan, kembung, penambahan berat badan, dan sulit mengontrol emosi.
“Wanita yang mengalami nyeri hebat dengan siklus menstruasinya bisa mengalami endometriosis,” jelas Shen. Sebab, endometriosis itu dipengaruhi oleh ketidakseimbangan hormon.
Mengalami Kenaikan Berat Badan
Kenaikan berat badan terkadang bisa menandakan ketidakseimbangan hormone seseorang.
“Ada reseptor hormon dalam sel lemak dan estrogen yang dapat mempengaruhi metabolisme,” kata Shen. Jika kadar estrogen Anda terlalu rendah, itu dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita, tambahnya.
Hot Flashes
Hal ini didefinisikan sebagai sensasi panas, berkeringat, kemerahan, kecemasan, dan kedinginan yang berlangsung antara satu hingga lima menit.
Hot flashes ini adalah gejala menopause yang terkenal. Selain itu, menurut penelitian, keadaan ini memungkinkan terjadinya penurunan kadar estrogen dalam tubuh.
Jika Anda mengalami hot flash, tetapi tidak berada dalam rentang usia saat menopause dan perimenopause biasanya terjadi – usia rata-rata menopause adalah 51, menurut ACOG, tetapi perimenopause dimulai pada pertengahan 40-an – Anda mungkin mengalami ketidakseimbangan hormon.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Advertisement