Sukses

Huawei Dukung Percepatan Pengembangan Konektivitas dan Inklusi Digital di Indonesia Timur

Tahun ini, Huawei CSR Ramadhan 2022 mengangkat tema Huawei I Do Care – One Heart for a Fully Connected and Prosperous Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Huawei terus melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan dengan tujuan berbagi pengetahuan dan teknologi.  CSR ditujukan agar dapat terus berkontribusi dan menciptakan nilai dalam membangun Indonesia yang terhubung sepenuhnya, berorientasi 5G, lebih cerdas, digital, dan berkelanjutan secara bersama-sama.

Tahun ini, Huawei CSR Ramadhan 2022 mengangkat tema Huawei I Do Care – One Heart for a Fully Connected and Prosperous Indonesia. Sebagai upaya untuk meningkatkan konektivitas dan inklusi digital ke sekolah-sekolah di Sorong dan Biak, Papua Barat, serta panti asuhan di 14 kota di seluruh Indonesia.

Kegiatan ini merupakan bagian dari realisasi komitmen Huawei untuk membangun konektivitas dan memberikan akses terhadap pendidikan inklusif kepada anak-anak, terutama mereka yang tinggal di pedesaan dan pulau-pulau terpencil.

Hadir pada acara ini, Staf Khusus bidang Digital dan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi; Agustina Erni selaku Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia.

Kemudian Sri Wahyuningsih, selaku Direktur Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, serta Wenseslaus Manggut, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia dan CCO KLY.

“Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Huawei Indonesia yang telah memiliki inisiatif yang luar biasa untuk menjangkau anak-anak di Papua dan Papua Barat agar bisa terkoneksi secara baik dengan internet. Internet ini seperti pedang bermata dua,” ujar Dedy Permadi, Kamis (14/4/2022).

Dia mengatakan, menjadi tugas bersama, baik pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat umum, adalah memastikan bahwa internet digunakan secara positif, produktif, dan kreatif oleh seluruh pengguna internet di Indonesia.

Harapannya, kontribusi kecakapan digital terhadap PDB Indonesia bisa mencapai 17 persen atau sekitar Rp 4.400 triliun.

Agustina Erni, menyatakan bahwa anak Indonesia menempati sepertiga komposisi dari seluruh penduduk indonesia dan menjadi kunci kesuksesan dari keberhasilan bangsa Indonesia di masa depan.

Sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkemabang, serta perlundungan terhadap berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi.

“Semoga dengan adanya dukungan perangkat teknologi dan akses internet untuk SD di Sorong dan Biak, Papua Barat, dapat meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di daerah perdesaan dan terpencil,” kata dia.

 

Vice President, Management Transformation, Huawei Indonesia,Wang Bin, mengatakan, CSR Ramadhan kali ini sebagai bagian dari pengembangan talenta digital, menjembatani sekolah-sekolah di Papua dengan dunia digital menjadi hal yang secara khusus ditekankan.

"Kami percaya anak-anak, terutama yang berada di pedesaan, berhak mendapatkan hak yang sama, untuk menikmati konektivitas dan pendidikan. Tak dapat dimungkiri, talenta digital memang menjadi dasar dari transformasi digital. Oleh karena itu, kami berharap anak-anak akan dibekali dengan sarana untuk mengakses internet dan meningkatkan literasi digital," jelasnya.

Dia mengatakan jika Indonesia adalah negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN dan memiliki potensi unik untuk pengembangan industri teknologi tinggi.

Sebagai penyedia ICT global, Huawei akan mendukung penuh pembangunan infrastruktur ICT dan transformasi digital Indonesia, khususnya infrastruktur 5G dan cloud, serta smart city di ibu kota baru.

Pada tahun 2021, Huawei berkolaborasi dengan Bakti Kominfo di bawah proyek USO, karena membantu menyediakan jaringan 4G pertama untuk satu juta penduduk desa di wilayah terpencil Papua Barat.

Media yang berperan untuk meningkatkan literasi digital dan pendidikan inklusif bagi masyarakat ikut memberi dukungan.

Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia dan CCO KLY, Wenseslaus Manggut, mengatakan jika kesenjangan digital masih terjadi di Indonesia.

Sekitar 12.000 desa yang belum terjangkau internet sebagian besar berada di Indonesia Timur sehingga Kawasan Indonesia Timur menjadi salah satu wilayah yang perlu segera mendapatkan dukungan.

"Kehidupan akan menjadi lebih baik jika akses terhadap informasi juga baik. Oleh karena itu, media sebagai distributor informasi perlu berkolaborasi dengan berbagai stakeholder mulai dari pemerintah, dunia Pendidikan, pelaku industrl dan masyarakat umum agar tidak ada kesenjangan informasi di Indonesia. Kami mengapresiasi upaya Huawei dalam turut mengakselerasi pemerataan konektivitas dan peningkatan literasi serta inklusi digital,” jelas dia.